Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kapal Filipina dan China Bertabrakan di Dekat Terumbu Karang yang Diperebutkan di Laut China Selatan

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 11 Desember 2023 |10:04 WIB
Kapal Filipina dan China Bertabrakan di Dekat Terumbu Karang yang Diperebutkan di Laut China Selatan
Kapal China dan kapal Filipina bertabrakan di Laut China Selatan (Foto: Reuters)
A
A
A

CHINA – Sebuah kapal Filipina dan kapal China atau Tiongkok bertabrakan di dekat terumbu karang yang diperebutkan, dalam sengketa wilayah terbaru antara kedua negara di Laut China Selatan.

Filipina mengatakan Tiongkok telah melecehkan, memblokir, dan melakukan manuver berbahaya.

Hal ini terjadi sehari setelah Filipina menuduh Tiongkok menggunakan meriam air untuk menghalangi tiga kapalnya.

Laut China Selatan menjadi pusat sengketa wilayah antara Tiongkok, Filipina, dan negara lain.

Filipina mengatakan pada Minggu (10/12/2023) bahwa Tiongkok telah menargetkan kapal pasokan sipil Filipina di Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly, yang merupakan titik konflik antara kedua negara.

Satuan Tugas Nasional untuk Laut Filipina Barat dalam sebuah pernyataan mengatakan saalah satu dari dua kapal yang membawa perbekalan "ditabrak" oleh kapal penjaga pantai Tiongkok.

Mereka juga menuduh Tiongkok menyebabkan kerusakan parah pada mesin salah satu kapal setelah menggunakan meriam air.

Namun Penjaga Pantai Tiongkok menuduh kapal Filipina sengaja bertabrakan dengan kapal Tiongkok setelah mengabaikan berbagai peringatan keras.

Secara terpisah, konvoi kapal sipil yang berencana mengirimkan hadiah dan perbekalan Natal kepada para nelayan dan tentara Filipina di Laut China Selatan membatalkan perjalanan tersebut karena terus-menerus dibayangi oleh kapal-kapal Tiongkok.

Hal ini terjadi setelah Filipina menuduh Tiongkok menggunakan meriam perang untuk menghalangi tiga kapalnya pada Sabtu (9/12/2023), dalam apa yang disebutnya sebagai tindakan “ilegal dan agresif”.

Beijing mengatakan pihaknya telah menggunakan apa yang mereka sebut sebagai “tindakan pengendalian” terhadap kapal-kapal yang menyusup ke perairannya.

Awal pekan ini, Filipina menuduh Tiongkok “mengerumuni” terumbu karang di lepas pantainya setelah lebih dari 135 kapal militer terlihat di Laut China Selatan.

Perselisihan antara kedua negara mengenai persaingan klaim kedaulatan telah meningkat sejak Ferdinand Marcos Jr menjadi presiden Filipina tahun lalu.

Bulan lalu, Filipina melakukan dua patroli udara dan laut gabungan yang terpisah dengan AS, dan dengan Australia beberapa hari sebelumnya.

Pengadilan internasional membatalkan klaim Tiongkok atas 90% Laut China Selatan pada 2016, namun Beijing tidak mengakui keputusan tersebut dan telah membangun pulau-pulau di perairan yang disengketakan dalam beberapa tahun terakhir.

Perairan yang diperebutkan ini juga menjadi titik konflik angkatan laut dalam hubungan Tiongkok-AS, dan pada Oktober lalu Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa AS akan membela Filipina jika ada serangan.

Komentar Presiden Biden disampaikan beberapa hari setelah dua tabrakan antara kapal Filipina dan Tiongkok di perairan tersebut.

Taiwan, Malaysia, Vietnam, dan Brunei juga mengklaim sebagian wilayah laut tersebut.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement