Dia mengatakan pemerintah lebih fokus pada warga Georgia yang dibunuh atau diculik oleh pasukan Rusia di dekat garis pendudukan yang memisahkan Georgia dari wilayah Abkhazia dan Ossetia Selatan yang memisahkan diri.
"Kami tidak melihat adanya langkah untuk memulai pembangunan di Ochamchire,” terangnya.
BBC Newsnight dan Verify telah menganalisis citra satelit yang menunjukkan adanya pekerjaan pengerukan dan konstruksi baru di pelabuhan tersebut, sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Menurut pemerintahan de facto Abkhazia, pekerjaan pengerukan tersebut berarti Ochamchire kini dapat menampung kapal kargo yang lebih besar dengan volume perpindahan hingga 13.000 ton.
Badan intelijen Ukraina mengklaim upaya tersebut bertujuan untuk memungkinkan kapal perang Armada Laut Hitam Rusia menggunakan Ochamchire sebagai pelabuhan yang aman.
Natia Seskuria dari Royal United Services Institute, mengatakan jika Rusia menggunakan Ochamchire untuk menyerang Ukraina atau jika Ukraina memilih untuk menargetkan kapal angkatan laut Rusia di sana, maka Georgia akan ikut serta dalam perang tersebut.
“Jika Putin membutuhkan Georgia untuk terlibat atau dalam beberapa hal terseret dalam perang ini, dia akan melakukannya jika itu demi kepentingannya dan sayangnya dia memiliki semua kemampuan untuk memberikan tekanan pada Georgia,” katanya.
Hal ini tidak hanya menambah ketakutan Georgia akan terseret ke dalam perang, namun juga ada kekhawatiran bahwa rencana Tbilisi untuk membangun proyek mega-infrastruktur di pantai Laut Hitam dapat terhambat.
Pelabuhan laut dalam di Anaklia adalah kota Georgia terdekat dengan Abkhazia yang dikuasai Rusia.
Proyek Anaklia dipandang penting untuk meningkatkan perdagangan di sepanjang Koridor Tengah, rute tercepat untuk mengirimkan kargo antara Asia dan Eropa.