Pria tersebut yakin dia diperintahkan untuk meninggalkan sekolah karena “usia tuanya”.
“Mereka mengusir sekira 20 orang dari sekolah, melucuti pakaian mereka, dan menginterogasi mereka,” katanya.
Rekaman tersebut menunjukkan bekas darah dan sisa-sisa barang milik korban yang ada bersama mereka sebelum dibunuh, sementara peluru menembus dinding kelas tempat ditemukannya mayat.
Adik perempuan Saeed Jumaa termasuk di antara mereka yang terbunuh bersama suami dan anak-anaknya.
Jumaa mengatakan dia bisa kembali untuk memeriksa kerabatnya di sekolah beberapa hari kemudian ketika pasukan Israel pergi, namun “terkejut saat mengetahui bahwa semua orang di sekolah tersebut telah dieksekusi secara brutal”.
“Di dalam kamar ada suami saudara perempuan saya dan di sampingnya, putra mereka Maysara dan Ahmed. Saudari saya di pojok sedang memeluk anak-anaknya yang tersisa,” kata Jumaa.
Pasukan Israel membunuh mereka dengan “menembak mereka secara langsung”, katanya. Tubuh mereka “bengkak dan dipenuhi ulat”, tambahnya.