JAKARTA – Pada 6 Februari 2023 dini hari, sekira pukul 04.17 waktu setempat, gempa dahsyat berkekuatan (M) 7,8 mengguncang wilayah tenggara Turki, yang berbatasan dengan Suriah. Gempa yang memiliki episentrum di barat daya Gaziantep diikuti oleh gempa kedua yang berkekuatan M 7,7 dengan episentrum yang berdekatan beberapa jam kemudian.
Gempa kali ini merupakan yang terbesar yang pernah melanda Turki sejak 1939, dan disebut memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang pada Perang Dunia II. Puluhan ribu gempa susulan, beberapa bahkan memiliki kekuatan yang hampir sama besar, tercatat mengikuti gempa awal.
Dahsyatnya gempa berdampak pada 14 juta orang di 10 provinsi di Turki dan menimbulkan kerusakan parah di area seluas sekira 350.000 km2. Puluhan ribu gedung, bangunan tempat, serta tinggal di sejumlah kota luluh lantak, terutama yang terletak di provinsi yang terdampak paling parah termasuk Gaziantep, Kahramanmaras, Hatay, Adiyaman, dan Diyarbakir.
Jumlah korban yang dilaporkan dengan cepat meningkat pesat, banyak dari mereka yang tak sempat melarikan diri dari bangunan yang runtuh saat gempa melanda. Sementara puluhan ribu korban terkubur di bawah puing-puing bangunan.
Pemerintah Turki segera mengumumkan kedaan darurat selama 3 bulan menyusul gempa dahsyat ini.
Upaya penyelamatan korban dan penyaluran bantuan langsung dikerahkan ke berbagai wilayah terdampak gempa. Namun, pemerintah Turki mendapat kritik keras atas respon bencananya yang dianggap lamban, karena beberapa daerah terdampak yang belum menerima bantuan yang memadai beberapa hari setelah gempa terjadi.