KYIV - Ukraina dan Rusia telah menukarkan ratusan tawanan perang, yang digambarkan oleh para pejabat di Kyiv sebagai pertukaran perang terbesar. Pertukaran tawanan terbaru ini disebut terjadi melalui mediasi dari Uni Emirat Arab (UEA).
Ukraina mengatakan 230 tahanan, termasuk anggota angkatan bersenjata dan penjaga perbatasan, telah dibebaskan dari penawanan Rusia. Semenatara di pihak Ukraina, 248 warga Rusia dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
Ini merupakan pertukaran tahanan besar pertama sejak Agustus lalu.
“Rakyat kami sudah pulang,” tulis Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di media sosial, sebagaimana dilansir BBC. “Hari ini, kami membawa kembali lebih dari 200 prajurit dan warga sipil dari penawanan Rusia.”
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan negosiasi tersebut “sulit”.
Kedua negara telah bertukar tahanan dalam beberapa kesempatan sejak dimulainya perang besar-besaran di Rusia pada Februari 2022, namun pemimpin Ukraina mengatakan bulan lalu bahwa proses tersebut melambat karena “alasan yang sangat spesifik” dari Rusia.
Gambar yang menunjukkan pembebasan tahanan diunggah secara terpisah oleh pejabat Rusia dan Ukraina. Sebuah video yang dirilis oleh Moskow menunjukkan beberapa orang Rusia yang dibebaskan tersenyum di dalam bus.
Ukraina mengatakan tentara mereka yang dibebaskan termasuk tujuh pembela Pulau Ular, sebuah pulau berbatu di Laut Hitam.
Pulau Ular menjadi simbol perlawanan Ukraina beberapa jam setelah invasi besar-besaran Rusia, ketika penjaga perbatasan yang ditempatkan di sana menolak menyerah kepada kapal perang Rusia Mosvka.
Orang lain yang dibebaskan termasuk anggota Garda Nasional yang ditangkap di zona eksklusi Chernobyl dan tentara yang ditahan selama pertempuran di pabrik baja Azovstal di Mariupol. Enam dari mereka yang dibebaskan adalah warga sipil, menurut Kyiv.
Kedua belah pihak berterima kasih kepada Uni Emirat Arab yang menjadi penengah dalam kesepakatan tersebut.
Bulan lalu, Ukraina mengatakan telah membebaskan sekitar 2.598 orang dari tawanan Rusia melalui 48 proses pertukaran.
Beberapa tawanan perang Ukraina yang sebelumnya dibebaskan dari penawanan Rusia mengatakan bahwa mereka menjadi sasaran penyiksaan, termasuk pemukulan dan sengatan listrik.
(Rahman Asmardika)