Polisi Belum Pastikan Motif di Balik Mutilasi Tukang Pijat di Malang
MALANG - Tukang pijat di Malang diduga tega membunuh dan memutilasi seorang pria di rumah kosnya. Terduga pelaku diketahui bernama Abdul Rahman, yang tinggal di rumah kos Jalan Raya Sawojajar Gang 13 A Nomor 12 RT 1 RW 3 Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Beragam dugaan motif pun muncul yang membuat pelaku yang telah beristri itu tega membunuh dan memutilasi. Dugaannya korban pun merupakan pengusaha kafe di Kota Batu asal Trenggilis Mejoyo, Surabaya. Spekulasi adanya hubungan sesama jenis pun muncul.
Wakasatreskrim Polresta Malang Kota AKP Nur Wasis menyatakan, yang jelas keduanya saling mengenal. Hal ini dibuktikan dengan adanya komunikasi antara terduga korban dan pelaku di handphone yang ditemukan kepolisian, tapi untuk motif lebih lanjut masih di dalami.
3 Bulan Hilang, Warga Sekitar Lokasi Mutilasi di Malang Sempat Ditunjukkan Foto Korban
"(Motif) saat ini masih dalam pendalaman. Yang jelas keduanya saling kenal," ucap Nur Wasis, dikonfirmasi pada Minggu (7/1/2024).
Nur Wasis juga belum berani menjelaskan, detail apakah AP, pengusaha kafe merupakan pasien pijat Abdul Rahman di rumahnya. Sebab ada indikasi AP (34) itu masuk ke rumah kos tempat tinggal Abdul Rahman dan tak pernah kembali lagi.
"(Terduga korban apakah pelanggan pijat) kita masih perlu pendalaman, terkait hubungan korban dengan tersangka, tapi keduanya saling kenal," tuturnya.
Sementara ini disebutnya, barang-barang milik terduga korban AP tak ada yang hilang. Bahkan terduga mobil minibus yang sempat terparkir beberapa bulan di tepi jalan masih utuh, hingga akhirnya diamankan oleh kepolisian, termasuk handphone. Dari mobil dan handphone keduanyalah itu kepolisian perlahan-lahan mengungkap dugaan pembunuhan yang sudah berlangsung tiga bulan lalu.
5 Fakta Tukang Pijat Mutilasi Warga, Kepala Korban Ditanam di Pinggir Kali
"Mobilnya sudah ditemukan, makanya petunjuknya selain keberadaan kendaraan, juga komunikasi HP milik korban. Saat ini ada tiga saksi kita periksa, mungkin akan bertambah. Saat ini kami juga mencari beberapa saksi yang dimungkinkan dapat membantu untuk membuktikan peristiwa ini," jelasnya.
