JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan lima fakta terbaru mengenai gempa merusak dengan kekuatan M4,8 di Sumedang, Jawa Barat, yang terjadi pada malam pergantian tahun baru, 31 Desember 2023 lalu.
Gempa serupa pernah terjadi pada tahun 1955. Berikut ini sejumlah fakta tekait gempa yang mengguncang Sumedang pada malam tahun baru:
1. Merupakan jenis gempa ‘kerak dangkal’.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa semacam ini dipicu aktivitas sesar aktif, yang seluruh pelepasan energinya terkonsentrasi pada wilayah lokal.
“Meskipun magnitudonya relatif kecil 4,8, Gempa Sumedang dapat merusak lebih dari 149 bangunan rumah,” ungkap Daryono dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (12/1/2024).
Daryono pun menambahkan selain kedalaman gempanya yang dangkal, episenter gempa kerak dangkal yang terletak di zona tanah lunak dan tebal akan memicu resonansi yang berujung amplifikasi atau penguatan gelombang gempa sehingga gempa kerak dangkal dikenal sangat merusak dan mematikan.
Beberapa contoh gempa kerak dangkal adalah Gempa Cianjur 2022 (lebih dari 600 orang Meninggal Dunia-MD), Gempa Yogyakarta 2006 (lebih dari 6000 orang MD), Gempa Turki 2023 (lebih dari 17,000 orang MD), Gempa Sichuan China 2008 (lebih dari 70,000 orang MD).
“Gempa Sumedang memberi pelajaran akan pentingnya mitigasi konkrit dengan mewujudkan bangunan dengan struktur kuat dan Rencana Tata Ruang Wilayah yang aman, berbasis risiko gempabumi,” ujarnya.