"Kemudian, subsidi kesehatan seperti subsidi keluarga miskin, Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Sembako Murah, Kartu Prakerja, Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT), serta subsidi usaha produktif Kartu Tani, Pupuk, Solar Nelayan dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro dan UMKM," tambahnya.
Mahfud mengatakan, seluruh bantuan tersebut akan diakomodasi pendistribusiannya hanya dengan menggunakan satu kartu saja, sehingga lebih mudah, efektif dan tepat sasaran.
"Dengan KTP Sakti, latar belakang penduduk di Indonesia diketahui, mana yang miskin mesti dapat bantuan apa, yang profesi apa mesti dapat bantuan apa," imbuhnya.
Dengan begitu, lanjut Mahfud, satu data Indonesia melalui KTP Sakti ini bisa menjadi alat untuk menyalurkan bansos agar lebih tepat sasaran.
"Karena itu, ada kartu sakti, yang miskin siapa, di mana. KTP Sakti bisa digunakan untuk jaminan kesehatan, sosial,. Kalau ada Dengan KTP Sakti, akan tercoret orang mampu dengan sendirinya. Yang belum terima bansos, akan masuk dengan sendirinya berdasarkan ukuran ini," tandasnya.
(Arief Setyadi )