Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Hamas Respons Proposal Gencatan Senjata Baru Gaza, PM Qatar Sebut Positif

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 07 Februari 2024 |06:24 WIB
Hamas Respons Proposal Gencatan Senjata Baru Gaza, PM Qatar Sebut Positif
Hamas respons proposal gencatan senjata baru Gaza (Foto: Reuters)
A
A
A

GAZA Hamas mengatakan mereka telah memberikan respons atau tanggapannya terhadap proposal kerangka gencatan senjata baru di Gaza.

Rincian kesepakatan yang ditetapkan oleh Israel, Amerika Serikat (AS), Qatar dan Mesir ini belum dirilis.

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada BBC bahwa kelompok tersebut telah menyampaikan "visi positif" sebagai tanggapan terhadap kerangka tersebut namun telah meminta beberapa amandemen berkaitan dengan pembangunan kembali Gaza, pemulangan penduduknya ke rumah mereka dan ketentuan bagi mereka yang telah terlantar.

Pejabat itu mengatakan Hamas juga meminta perubahan terkait perawatan mereka yang terluka, termasuk pemulangan mereka ke rumah dan pemindahan ke rumah sakit di luar negeri.

Proposal tersebut telah dikirim ke Hamas sekitar seminggu yang lalu. Namun seorang perwakilan mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa mereka membutuhkan waktu hingga Selasa (6/2/2024) untuk memberikan tanggapan karena ada bagian dari proposal tersebut yang tidak jelas dan ambigu.

Sebelumnya dilaporkan bahwa perjanjian tersebut mencakup gencatan senjata selama enam minggu, ketika lebih banyak sandera Israel akan ditukar dengan tahanan Palestina.

Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman al Thani menggambarkan respons Hamas sebagai hal yang positif secara umum.

Sementara itu, Israel dan AS sama-sama mengatakan mereka sedang meninjau tanggapan Hamas.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang saat ini berada di Timur Tengah, mengatakan dia akan membahas tanggapan Hamas dengan para pejabat di Israel pada Rabu (7/2/2024) waktu setempat.

Meskipun Blinken tidak memberikan indikasi mengenai pandangan AS terhadap respons tersebut, Presiden Joe Biden menggambarkannya sebagai tindakan yang "sedikit berlebihan" dan menunjukkan bahwa para pemimpin Israel tidak akan dengan mudah menyetujui apa yang diminta oleh kelompok tersebut.

Seperti diketahui, konflik di Gaza dipicu oleh serangan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok bersenjata Hamas di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.300 orang dan sekitar 250 lainnya disandera.

Lebih dari 27.500 orang telah terbunuh di Gaza sejak saat itu, menurut kementerian kesehatan di Jalur Gaza, yang diperintah oleh Hamas dan diblokade oleh Israel dan Mesir sejak tahun 2007.

Selama gencatan senjata selama seminggu pada akhir November, 105 sandera Israel dan asing dibebaskan dan ditukar dengan 240 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Penentuan waktu perjanjian baru dapat menjadi rumit karena klaim yang disampaikan awal pekan ini oleh para pejabat pertahanan Israel bahwa militer membuat kemajuan dalam memburu pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement