KUNINGAN - Jurkamnas TPN Ganjar-Mahfud, Oktafiandi terus melaksanakan Training of Trainer kepada ratusan orang relawan Baraya Kang Okta (BKO), di Desa Sadamantra, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan.
Hal itu dilakukan Okta sesuai arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di SUGBK pada 3 Februari 2024 lalu, untuk memenangkan paslon Capres/Cawapres nomor urut 3.
"Ibu Ketua Umum sudah dengan tegas menyerukan untuk memenangkan Ganjar -Mahfud di Pilpres 2024 satu putaran," tegas Oktafiandi dalam keterangannya, Rabu (7/2/2024).
Untuk itu, Caleg DPR RI dari PDIP Dapil Jawa Barat X ini meminta segenap relawan untuk tetap solid dalam satu komando. Ia menjelaskan, saat ini ada upaya memecah-belah bangsa demi kepentingan politik jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Bu Mega bilang demikian (ada upaya memecah belah bangsa). Ibu itu mantan Presiden RI, gimana pun beliau pernah jadi Panglima tertinggi di republik ini. Jadi infonya bisa dibilang valid. Apalagi pengalaman membuktikan, cuma beliau satu-satunya Ketum parpol yang bisa menang dua kali Pemilu pasca reformasi," jelasnya.
Kang Okta begitu ia akrab disapa juga menjabarkan makna pukul kentongan yang dilakukan Megawati saat acara di SUGBK. Menurutnya aksi pukul 10 ribu kentongan yang dipimpin Megawati merupakan simbolisasi kewaspadaan yang harus ditingkatkan dan semangat melawan tindakan-tindakan intimidatif yang dilakukan pihak lawan.
"Ibu (Megawati) mengajak kita semua, seluruh rakyat Indonesia untuk menunjukkan pemilihan umum 2024 yang demokratis jujur, adil, dan bermartabat. Dalam rangka menjaga Pemilu berjalan demokratis, melawan money politics hingga intimidasi," paparnya.
Menurutnya, seruan Megawati cukup relevan dengan kondisi demokrasi di Tanah Air, yang pada akhir-akhir ini telah mendapat peringatan keras dari berbagai elemen masyarakat, baik itu dari kalangan akdemisi, agamawan, dan juga budayawan.
"Budayawan sudah berbicara, wartawan sudah menyebarkan, civil society termasuk juga ilmuwan sekarang sudah keluar kampus untuk menyampaikan itu. Ini peringatan keras buat demokrasi yang ada di Indonesia," jelasnya.