Sejumlah warga mengaku bahwa hasil yang didapatkan dari menenun hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membiaya hidup anak hingga SMA.
Padahal, Alam mengatakan keinginan mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi cukup besar sehingg ini perlu difasilitasi.
Alam menjabarkan potensi dari hasil karya kebudayaan ini perlu diperhatikan dengan serius. Salah satunya memfasilitasi terkait dengan pendidikan tinggi yang selaras dengan program Ganjar Pranowo yakni satu keluarga miskin satu sarjana.
"Memang kita perlu hargai dari situ, hal yang harus kita jaga dan bangga betul sekali dengan marwah kebudayaan yang masih sangat kuat," ungkap Alam.
Sebagai informasi, tenun ikat Sumba sendiri memliki filosofi yang menggambarkan relasi antara manusia dan alam yang termanifestasi dari kuatnya hubungan tersebut pada simbol dan motif yang terbentuk.
Makna simbolis dari kain tenun Sumba, menegaskan bahwa nilai kemanusiaan seperti kerjasama, musyawarah, tolong menolong adalah orientasi nilai bagi orang Sumba yang menjunjung tinggi kemanusiaan.
(Angkasa Yudhistira)