JAKARTA - Rakyat Indonesia tengah bersuka cita merayakan pesta demokrasi lima tahunan. Tinggal menghitung jam suara rakyat akan menentukan siapa presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif untuk periode lima tahun mendatang. Proses demokrasi yang tengah berjalan dengan baik harus terus dijaga dan dikawal bersama.
Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Herik Kurniawan mengatakan, demokrasi dan kemerdekaan pers adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
"Mengingat kemerdekaan pers menjadi pilar penting bagi demokrasi. IJTI menyambut baik komitmen Capres Anies Baswedan, Capres Ganjar Pranowo dan Tim Pemenangan Prabowo Gibran untuk menjaga kemerdekaan pers melalui deklarasi yang diselenggarakan Dewan Pers," kata Herik dalam keterangannya, Selasa (13/2/2024).
"Sekalipun apa yang disampaikan belum menyentuh subtansi, kelak jika di antara mereka terpilih, IJTI akan menagih komitmen menjaga kemerdekaan pers itu. Menjaga dan merawat kemerdekaan pers berarti menjaga demokrasi tetap berjalan dengan baik," tegas Herik.
Terkait hal itu, kata Herik, IJTI menyampaikan beberapa seruan sebagai berikut:
1. Kemerdekaan pers adalah hal yang mutlak mengingat pers merupakan pilar kelima dalam demokrasi. Tanpa kemerdekaan pers yang hakiki, demokrasi tidak akan bisa berjalan dengan baik. oleh karena itu IJTI meminta komitmen kepada ketiga Capres dan Cawapres untuk terus menjaga serta merawat kemerdekaan pers di tanah air.
2. Upaya pembukaman melalui sejumlah pasal dalam UU ITE dan KHUP Revisi merupakan ancaman bagi kemerdekaan pers di tanah air. Oleh karena itu IJTI meminta agar Presiden terpilih mendatang menghapus pasal-pasal dalam UU yang berpotensi membungkam kemerdekaan pers.