TULISAN kuno Raja Kediri Prabu Jayabaya dianggap sebagai ramalan yang menerka masa depan. Salah satu ramalan jayabaya yang paling populer adalah yang berkaitan dengan kemunculan Ratu Adil.
Ada beberapa versi terkait penafsiran ramalan ini yaitu dari Kitab Musarar dan Sabdo Palon. Mengutip ‘Jurnal Filsafat dan Pemikiran Islam’, terdapat dua versi ramalan jayabaya tentang Ratu Adil yang di antaranya sebagai berikut :
Versi Kitab Musasar
Ratu Adil sang juru selamat dengan Herucakra dalam ramalan Jayabaya adalah kunci utama yang sangat berpengaruh bagi rakyat. Kedatangan Ratu Adil memiliki kesamaan dengan munculnya Imam Mahdi atau Mesias.

Calon Presiden Indonesia Masa Depan Menurut Ramalan Jayabaya
Risalah Jayabaya menunjukkan kehadiran Ratu Adil dengan lambang “Tunjung Putih semune pudhak sinumpet” (seorang berhati suci yang masih disembunyikan identitasnya oleh kegaiban Tuhan). Setelah selesai masa pemerintahannya muncul zaman kala bendhu.
Zaman Kala Bendhu merupakan zaman di mana banyak orang mengejar kepentingan pribadi dan banyak dikuasai angkaramurka. Keadaan ini akan hilang dengan bergantinya zaman menjadi zaman Kala Suba, yang merupakan zaman kegembiraan rakyat.
Zaman Kala Suba dikenal dengan munculnya Ratu Amisan yang juga disebut Sultan Heru Cakra. Dalam sejarah zaman Kala Suba (1801-1900) dikenal tokoh Pangeran Diponegoro sebagai Ratu Adil yang melawan penjajah Belanda.
Peristiwa gerakan Ratu Adil dalam zaman Kala Suba terjadi di Klaten dengan peristiwa Mangkuwijaya pada tanggal 8 juli 1865.

Menanti Sang Ratu Adil dan Satria Piningit seperti Ramalan Jayabaya
Gerakan ini mengalami kegagalan sebelum melancarkan aksinya. Gerakan yang dilakukan oleh Mangkuwijoyo diilhami dari tulisan-tulisan yang berisi ramalan Jayabaya. Pengikut gerakan Mangkuwijoyo percaya bahwa orang asing akan dibinasakan serta Surakarta dan Yogyakarta dihancurkan.