Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Roy Suryo Minta IT KPU Diperiksa dan Diaudit Forensik, Apa Alasannya?

Jonathan Simanjuntak , Jurnalis-Sabtu, 17 Februari 2024 |07:48 WIB
Roy Suryo Minta IT KPU Diperiksa dan Diaudit Forensik, Apa Alasannya?
Roy Suryo (Foto: Dok Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pemerhati Telematika, AI, OCB dan Multimedia Independen, Roy Suryo menyebut IT KPU harus diperiksa dan dilakukan audit forensik. Hal itu dilakukan agar legitimitasi data yang dihasilkan Sirekap dapat dipercaya dan sah secara hukum untuk Pemilu 2024.

"Tegas saya sarankan periksa dan audit forensik IT KPU agar legitimasi data yang dihasilkan bisa dipercaya dan sah secara hukum untuk hasil Pemilu 2024," kata Roy Suryo dalam keterangannya, Sabtu (17/2/2024).

Menurutnya jika pemeriksaan tidak dilakukan maka aplikasi Sirekap dinilai tidak legimitate. Imbasnya lagi, keabsahan data yang dikeluarkan akan selalu dipertanyakan.

Roy menjelaskan, Sirekap yang berbasis OCR (Optical Character Recognizer) & OMR (Optical Mark Reader) ini bukan hal baru. Ia pun menilai KPU gagal memanfaatkan secaea maksimalkan aplikasi tersebut hingga banyaknya kesalahan dan menjadi obrolan di lini masa pasca Pemilu 2024.

"Bagaimana tidak, Sirekap ini belum pernah diuji teknik dan publik secara benar-benar terbuka dan diawasi oleh Tim Independen di infrastruktur IT yang digelar ubtuk 38 Provinsi di Indonesia yg memiliki heterogenitas baik teknologi maupun SDM-nya," ungkapnya.

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu mengatakan bahwa sertifikasi Sirekap hanya didapatkan dari Kemkominfo bukan institusi yang lebih kompeten seperti BRIN. Belum lagi sertifikasi hanya mencakup aplikasi dan tidak terhadap sumber daya manusia atau operatoe yang menjakankan.

"Oleh karena itu, menjadi tidak aneh kalau banyak sekali 'anomali' seperti seringnya angka salah dipindai misalnya 1 menjadi 7 atau bahkan 4, juga penambahan desimal yang membuat jumlahnya fantastis sampai ribuan, padahal lazimnya 1 TPS hanya berkapasitas 300 orang," jelas dja.

"Tuduhan adanya 'algoritma sisipan' seperti yang disampaikan berbagai pihak-pun menjadi tidak bisa dihindari, karena 'kesalahan' ini terjadi secara nyaris seperti TSM (Terstruktur Sistematis Masif) di banyak tempat, tidak hanya hitungan jari," pungkasnya.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement