Sejauh ini, belum ada kapal yang tenggelam atau awak kapal yang tewas akibat serangan di jalur laut yang mencakup sekitar 12% lalu lintas maritim global. Beberapa perusahaan memilih menempuh rute yang lebih panjang dan mahal melalui ujung selatan Afrika.
Meskipun ada serangan Barat terhadap mereka di Yaman, kelompok Houthi bersumpah untuk terus menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel sampai serangan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza berhenti.
Dalam insiden kedua dalam beberapa jam, kapal curah milik AS, Sea Champion, berbendera Yunani, dengan 23 awak diserang rudal sebanyak dua kali pada Senin (19/2/2024). Akibatnya, jendela rusak namun tidak ada cedera pada personel.
Kapal itu membawa gandum dari Argentina ke Aden. Para pelaut yang berada di jalur tembak telah menandatangani perjanjian industri yang memberikan mereka hak untuk menolak berlayar di kapal yang melewati Laut Merah dan menerima bayaran ganda ketika memasuki zona berisiko tinggi.
Seperti diketahui, Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran telah melakukan serangan drone dan rudal berulang kali sejak November tahun lalu di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab. Pasukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah merespons dengan beberapa serangan terhadap fasilitas Houthi tetapi sejauh ini gagal menghentikan serangan tersebut.
(Susi Susanti)