BRUSSELS - Semua negara Uni Eropa (UE) kecuali Hungaria pada Senin (19/2/2024) memperingatkan Israel agar tidak melancarkan serangan di Rafah yang menurut mereka akan memperparah bencana bagi sekitar 1,5 juta pengungsi yang berdesakan di kota di tepi selatan Gaza.
"Serangan terhadap Rafah akan menjadi sebuah bencana besar... itu tidak masuk akal," kata Menteri Luar Negeri Irlandia Micheal Martin sebelum pertemuan para menteri luar negeri dari 27 negara anggota UE di Brussels, dikutip Reuters.
Setelah perundingan berakhir, semua kecuali satu dari mereka menyerukan pernyataan bersama untuk jeda kemanusiaan segera yang akan mengarah pada gencatan senjata abadi, pembebasan semua sandera tanpa syarat dan penyediaan bantuan kemanusiaan.
Pernyataan itu dikeluarkan atas nama Menteri Luar Negeri dari 26 Negara Anggota Uni Eropa. Para diplomat mengatakan Hungaria, sekutu dekat pemerintah Israel adalah satu-satunya negara yang tidak mendaftar.
“Kami meminta Pemerintah Israel untuk tidak mengambil tindakan militer di Rafah yang akan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat buruk dan menghambat penyediaan layanan dasar dan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan,” kata para menteri.
Israel sedang bersiap melancarkan invasi darat ke kota paling selatan Gaza, yang disebutnya sebagai benteng terakhir kendali Hamas setelah hampir lima bulan pertempuran.
Israel menuduh pejuang Hamas bersembunyi di antara warga sipil, sesuatu yang dibantah oleh kelompok militan tersebut, dan mengatakan “langkah luar biasa” diambil untuk menghindari korban sipil.
Namun kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan tidak mungkin mencegah kematian warga sipil.
“Kita harus terus memberikan tekanan pada Israel untuk membuat mereka mengerti bahwa ada begitu banyak orang di jalan-jalan Rafah, sehingga mustahil menghindari korban sipil,” katanya.
“Hal ini tentu saja bertentangan dengan hukum kemanusiaan,” lanjutnya.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock juga meminta Israel untuk menghormati hukum kemanusiaan. Namun mengatakan bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri karena jelas bahwa pejuang Hamas masih beroperasi dari Rafah.
“Yang paling penting adalah Hamas akan meletakkan senjatanya,” katanya.
“Lebih dari satu juta orang pergi ke selatan Gaza karena IDF (Pasukan Pertahanan Israel) memberitahu mereka demikian. Mereka tidak bisa menghilang begitu saja di angkasa,” tambahnya.
(Susi Susanti)