RUSIA – Ibu Alexei Navalny, kritikus Kremlin yang meninggal di penjara Rusia, telah meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengembalikan jenazah anaknya.
Dalam sebuah video yang direkam di luar koloni tempat dia meninggal pada Jumat (16/2/2024), sang ibu mengaku telah mencoba melihat jenazah anaknya selama lima hari tetapi bahkan tidak tahu di mana dia berada.
Ibu Navalny mengajukan permohonan langsung kepada Presiden Putin di luar koloni hukuman Siberia yang dikenal sebagai Serigala Kutub, tempat kematiannya diumumkan pada 16 Februari.
“Saya tidak bisa menemuinya selama lima hari, mereka menolak memberikan jenazahnya kepada saya, dan mereka bahkan tidak memberitahukan di mana dia berada,” katanya.
"Aku bertanya padamu, Vladimir Putin, semuanya tergantung padamu sendiri. Biarkan aku akhirnya melihat putraku. Aku menuntut agar jenazah Alexei segera dibebaskan agar aku bisa memberinya penguburan yang layak,” lanjutnya.
Dan istri Navalny, Yulia Navalnaya, mendesak pihak berwenang untuk tidak menghentikan orang-orang yang dicintainya untuk mengucapkan selamat tinggal padanya.
Kata-katanya digaungkan dalam postingan bernada keras di X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).
"Saya tidak peduli bagaimana sekretaris pers si pembunuh mengomentari kata-kata saya," katanya, mengacu pada Peskov. Dia secara langsung menuduh Putin membunuh suaminya.
“Kembalikan jenazah Alexei dan biarkan dia dimakamkan secara bermartabat, jangan menghalangi orang untuk mengucapkan selamat tinggal,” ujarnya.
Pernyataannya tersebut menyusul pidatonya di Uni Eropa dan Konferensi Keamanan Munich, dan video emosional yang dirilis pada Senin (19/2/2024) di mana ia bersumpah untuk melanjutkan upaya suaminya untuk memperjuangkan “Rusia yang bebas”.
Keluarga telah diberitahu bahwa jenazahnya tidak akan dibebaskan selama dua minggu.
“Ibunya diberi tahu bahwa jenazah tersebut ditahan untuk analisis kimia,” kata perwakilan Navalny.
Belum ada konfirmasi mengenai keberadaan jenazah tersebut dari pihak berwenang Rusia, sementara upaya untuk menemukannya telah berulang kali dihentikan.
Yulia Navalnaya menuduh jenazah suaminya disimpan sampai bekas keracunan racun saraf Novichok hilang. Navalny diketahui sempat selamat dari upaya pembunuhan menggunakan racun pada 2020.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut tuduhan itu "tidak berdasar dan vulgar", namun menambahkan bahwa sejak Navalnaya menjanda beberapa hari yang lalu, dia tidak akan berkomentar lebih lanjut.
Navalny, yang merupakan pemimpin paling signifikan oposisi Rusia selama dekade terakhir, telah menjalani hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan bermotif politik.
(Susi Susanti)