Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

China Kecam Veto AS Soal Seruan Gencatan Senjata Segera di PBB, Jadi Lampu Hijau untuk Lanjutkan Perang

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 21 Februari 2024 |14:26 WIB
China Kecam Veto AS Soal Seruan Gencatan Senjata Segera di PBB, Jadi Lampu Hijau untuk Lanjutkan Perang
China kecam veto AS soal seruan gencatan senjata segera di Gaza (Foto: EPA)
A
A
A

CHINA China atau Tiongkok mengecam keras Amerika Serikat (AS) karena memveto resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza.

Beijing mengatakan tindakan tersebut mengirimkan pesan yang salah dan secara efektif memberikan ‘lampu hijau’ untuk melanjutkan pembantaian di Gaza.

Seperti diketahui, AS telah mengusulkan resolusi gencatan senjata sementara, yang juga memperingatkan Israel untuk tidak menyerang kota Rafah.

Gedung Putih mengatakan resolusi yang diusulkan Aljazair akan “membahayakan” perundingan untuk mengakhiri perang.

Ada kecaman luas atas keputusan AS yang menghalangi resolusi Aljazair ketika pertempuran terus berlanjut di Gaza. Hal ini didukung oleh 13 dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB dan Inggris abstain.

Menanggapi veto tersebut, Duta Besar Tiongkok untuk PBB Zhang Jun mengatakan bahwa mosi tersebut akan mengganggu perundingan diplomatik yang sedang berlangsung dan sama sekali tidak dapat dipertahankan.

“Mengingat situasi di lapangan, penghindaran pasif yang terus berlanjut terhadap gencatan senjata tidak ada bedanya dengan memberikan lampu hijau terhadap berlanjutnya pembantaian,” katanya, dikutip BBC.

“Meluasnya konflik ini mengganggu stabilitas seluruh kawasan Timur Tengah dan menyebabkan meningkatnya risiko perang yang lebih luas,” lanjutnya.

“Hanya dengan memadamkan api perang di Gaza kita dapat mencegah api neraka melanda seluruh wilayah,” tambahnya.

Diplomat utama Aljazair di PBB Amar Bendjama mengatakan bahwa "sayangnya Dewan Keamanan sekali lagi gagal". “Ujilah hati nuranimu, bagaimana sejarah akan menilaimu,” ujarnya.

Sekutu AS juga mengkritik langkah tersebut. Utusan Perancis untuk PBB Nicolas de Rivière menyatakan penyesalannya bahwa resolusi tersebut tidak diadopsi mengingat situasi bencana di lapangan.

Linda Thomas-Greenfield, duta besar Washington untuk PBB, mengatakan ini bukan saat yang tepat untuk menyerukan gencatan senjata segera sementara negosiasi antara Hamas dan Israel terus berlanjut.

Rancangan resolusi yang diajukan AS menyerukan gencatan senjata sementara "secepat mungkin" dan dengan syarat semua sandera dibebaskan, serta mendesak agar hambatan bantuan mencapai Gaza dicabut.

Gedung Putih sebelumnya menghindari kata "gencatan senjata" selama pemungutan suara PBB mengenai perang tersebut, namun tidak jelas apakah atau kapan Dewan Keamanan akan memberikan suara pada proposal tersebut.

Pernyataan tersebut juga menyatakan bahwa serangan darat besar-besaran di Rafah akan mengakibatkan lebih banyak kerugian bagi warga sipil dan pengungsian lebih lanjut, termasuk kemungkinan ke negara-negara tetangga, mengacu pada Mesir.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement