"Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang tertulis di kaus itu," katanya.
"Prestasi terbesar adalah mencoba mengeluarkan wanita itu dari daerah tersebut untuk memastikan bahwa dia aman,” lanjutnya.
Shehrbano menambahkan bahwa dia harus bernegosiasi dengan orang banyak.
“Kami mengatakan kepada mereka bahwa kami akan membawa wanita itu bersama kami, tindakannya akan diperhitungkan dan kami akan meminta pertanggungjawaban dia atas kejahatan apa pun yang dilakukan sesuai hukum negara,” terangnya.
Rekaman kemudian menunjukkan Shehrbano merangkul wanita yang kini mengenakan jubah hitam dan jilbab, lalu menerobos kerumunan. Petugas polisi lainnya membentuk rantai dengan tangan mereka untuk membersihkan jalan ketika orang-orang di kerumunan mendorong mereka.
Shehrbano mengatakan para pendukung partai garis keras Tehreek-e-Labaik Pakistan (TLP) termasuk di antara mereka yang ikut dalam kerumunan tersebut.
Wanita tersebut dibawa ke kantor polisi, dan beberapa ulama membenarkan bahwa tulisan di gaunnya adalah kaligrafi Arab, bukan ayat Alquran.
Polisi kemudian meminta para ulama tersebut untuk merekam video yang menyatakan temuan mereka dan bahwa wanita tersebut tidak bersalah.
“Saya tidak punya niat seperti itu, itu terjadi karena kesalahan. Tetap saja saya minta maaf atas semua yang terjadi, dan saya pastikan hal itu tidak akan terjadi lagi,” katanya seraya menambahkan bahwa dia adalah seorang Muslim yang taat dan tidak akan pernah melakukan penodaan agama.