Pihak berwenang mengatakan dia berada di Lahore untuk berbelanja, dan sejak kejadian itu, dia memutuskan meninggalkan kota tersebut.
Shehrbano mengatakan pihak berwenang telah melihat "insiden yang menjamur" serupa dengan yang terjadi pada Minggu (25/2/2024).
“Seandainya saya tidak berteriak dan tidak meyakinkan orang banyak bahwa kami akan melakukan sesuatu, hal itu akan menjadi lebih buruk. Syukurlah,” katanya. Dia mendapat pujian luas, dan Kepala polisi Punjab menyerukan agar dia menerima penghargaan atas keberaniannya.
Undang-undang yang melarang penistaan agama pertama kali dikodifikasikan oleh penguasa India di Inggris dan diperluas pada tahun 1980an di bawah pemerintahan militer.
Pada Agustus tahun lalu, sejumlah gereja dan rumah dibakar di Jaranwala, sebuah kota di sebelah timur Pakistan, setelah dua pria dari kota tersebut dituduh merusak Al-Quran.
Sementara itu, Tahir Mahmood Ashrafi, mantan penasihat Perdana Menteri (PM) urusan agama mengatakan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa laki-laki di antara kerumunan yang seharusnya meminta maaf.
(Susi Susanti)