Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Santri di Kediri Tewas, Kemenag Sebut Ponpes PPTQ Al Hanifiyyah Tak Berizin

Widya Michella , Jurnalis-Selasa, 27 Februari 2024 |21:37 WIB
Santri di Kediri Tewas, Kemenag Sebut Ponpes PPTQ Al Hanifiyyah Tak Berizin
Ilustrasi (Foto: Dok Istimewa/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Direktur Pendidikan Diniyah dan Pontren Ditjen Pendidikan Islam Kemenag, Waryono Abdul Ghofur menyebut Pondok Pesantren (Ponpes) PPTQ Al Hanifiyyah, Kecamatan Mojo, Kediri, Jawa Timur, tidak berizin atau tidak memiliki Nomor Statistik Pesantren (NSP).

Sehingga Kemenag sulit untuk melakukan pemantauan terhadap santri yang berada dalam ponpes itu. Hal ini sebagai respons atas tewasnya seorang santri BBM (14) usai diduga dianiaya oleh temannya sesama santri.

"Mohon maaf yang terakhir ini yang terjadi kediri Itu adalah pesantren yang belum punya NSP. Makanya kami sangat menganjurkan agar para pendiri pesantren, muasis pesantren itu berizin karena dengan izin itulah, kami bisa melakukan intervensi atau pemantauan,"kata Waryono kepada wartawan di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Selasa, (27/2/2024).

Lebih lanjut, dia menceritakan bahwa korban bersekolah di tsanawiyah yang pesantrennya mempunyai NSP. Namun, santri tersebut tinggal di dalam pesantren yang belum memiliki NSP.

"Madrasahnya ini ada di KSKK Madrasah (Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Kemenag), di tempat lain, jadi bukan di pondok itu," ucapnya.

Dengan demikian, dia meminta kepada orang tua agar lebih cerdas dalam memilih pesantren. Dimana memilih pesantren yang memberikan kesempatan orang tua untuk dapat memonitor anak setiap saat.

"Saya menyampaikan bahwa agar orang tua pandai-pandailah memilih pesantren. Pilih pesantren yang memberikan kesempatan kepada orang tuanya untuk bisa memonitor putra-putrinya secara lebih dekat,"tuturnya.

Sebagai informasi, dalam video yang beredar, terekam reaksi histeris keluarga saat jenazah santri berinisial BBM (14) tiba di rumah duka di Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi. Awalnya korban dilaporkan meninggal karena terjatuh di kamar mandi, namun keluarga curiga setelah melihat kondisi jenazah yang terdapat luka lebam.

Pengasuh ponpes Fatihunada mengatakan, awalnya dia sedang tidur dan tiba-tiba dibangunkan seorang santri yang membawa kabar duka. Disampaikan bila korban meninggal di rumah sakit akibat terpeleset di kamar mandi.

Dia kemudian mencari ambulans untuk mengantar jenazah ke kampung halaman korban tanpa tahu penyebab pasti kematiannya. Dia juga tak melihat jenazah yang sudah terbungkus kain kafan tersebut dan tidak melapor ke polisi.

Hasil penyidikan sementara, motif kekerasan lantaran kesalahpahaman antara tersangka dan korban. Saat ini keempat tersangka telah diamankan di Polres Kediri Kota dan ijerat dengan pasal berlapis.

(Fakhrizal Fakhri )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement