Di tempat lain di Deir al-Balah, mahasiswa kedokteran berusia 22 tahun dan dokter sukarelawan Nagham Mezied mengambil foto sarapannya pada pukul 09.00.
Dia biasanya makan pada pukul 06.00, namun baru-baru ini dia menundanya untuk mencoba mencegah rasa lapar di kemudian hari. Hidangan pagi ini disebut Mankouche yakni keju, bumbu merica, dan minyak zaitun di atas roti.
“Hanya ini yang aku makan sampai malam, jika kita beruntung bisa makan lagi, kalau tidak, ini semua sampai besok,” terangnya.
Lalu pukul 09:30, seorang pengacara Mosa Aldous sedang berjalan di Rafah setelah malam yang gelisah di tendanya. "Dingin sekali," katanya.
Dia bisa melihat antrian panjang untuk mendapatkan makanan dan air, namun perhatiannya pagi ini adalah mencari koneksi internet.
“Sekarang saya berada dua kilometer jauhnya dari tenda saya, mencoba mencari sinyal tetapi masih sangat lemah. Saya perlahan-lahan berjalan menjauh dari tenda,” katanya.
Pada pukul 11:00, jurnalis Aseel Mousa juga berada di Rafah, tapi di sebuah flat. Dia "memanfaatkan kesempatan" untuk melakukan beberapa pekerjaan di pagi hari setelah mengetahui bahwa dia memiliki listrik dan koneksi internet.
Kini, dia sedang dalam proses membuat roti bersama ibunya. “Kami mengambil kayu, menyalakan api, membuat adonan, membaginya menjadi beberapa bagian, membiarkannya mengembang. Ini yang kami lakukan sekarang. Prosesnya setidaknya memakan waktu tiga jam,” ujarnya.
(Susi Susanti)