Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

BNPB: 44 Kejadian Bencana Melanda Indonesia dalam Sepekan Terakhir

Binti Mufarida , Jurnalis-Selasa, 05 Maret 2024 |16:14 WIB
BNPB: 44 Kejadian Bencana Melanda Indonesia dalam Sepekan Terakhir
Ilustrasi (Foto: Istimewa/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 44 kejadian bencana melanda wilayah Indonesia dalam sepekan terakhir atau per periode 26 Februari hingga 3 Maret 2024.

“Ada 44 kali kejadian bencana dalam sepekan terakhir,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam Disaster Briefing: Waspada Pergerakan Tanah dan Upaya Mitigasinya, dikutip Selasa (5/3/2024).

Aam sapaan Abdul Muhari mengatakan saat ini Indonesia sedang memasuki masa transisi dari musim hujan ke musim kering atau kemarau. Namun, sejumlah bencana seperti banjir, cuaca ekstrem, hingga tanah longsor masih mendominasi.

“Memang kita masih ada di musim hujan. Kita sudah di awal Maret ya, harusnya ini sudah masuk transisi dari hujan ke musim kering. Tapi kita masih melihat bahwa dominasi banjir, kemudian cuaca ekstrem dan yang paling menonjol di minggu kemarin sebenarnya adalah tanah longsor ada dua tempat,” ujarnya.

Sementara itu, Aam mengungkapkan sejumlah wilayah juga saat ini kembali mengalami kebakaran hutan seperti di Aceh dan Sumatera Utara. “Kemudian kalau dari sisi distribusi spasialnya, nah yang menarik begitu kita sudah masuk pancaroba tentu saja ada penurunan intensitas hujan ya di beberapa tempat dan kembali lagi begitu tidak ada hujan kita akan mengalami kebakaran hutan. Jadi, sudah ada kebakaran hutan di 4 tempat di Aceh dan Sumatera Utara.”

“Sedangkan di Jawa Kalimantan Sulawesi itu masih dominan banjir tanah longsor dan cuaca ekstrem,” kata Aam.

Aam mengatakan kejadian bencana di minggu ini sebanyak 9 orang meninggal dunia akibat kejadian bencana selama sepekan. Dimana paling banyak korban akibat tanah longsor.

“Di minggu ini ada korban jiwa akibat bencana yang cukup signifikan ya, meskipun ini bencana hidrometeorologi basah biasanya hidrometeorologi basah ini tidak memakan banyak korban ya karena dominasinya banjir, cuaca ekstrem, puting beliung,” pungkasnya.

(Fakhrizal Fakhri )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement