Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ramadhan di Gaza Bergantung pada Kebijakan Israel

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 11 Maret 2024 |10:06 WIB
Ramadhan di Gaza Bergantung pada Kebijakan Israel
Ramadhan di Gaza bergantung pada kebijakan Israel (Foto: AP Photo)
A
A
A

Di sebelah Dome of the Rock yang berlapis emas, tim BBC bertemu dengan Dr Imam Mustafa Abu Sway, seorang anggota dewan Wakaf Islam, yang mengelola Masjid al-Aqsa atau Haram al-Sharif, yang juga dikenal sebagai kompleks tersebut.

“Beberapa tahun yang lalu, Israel mengizinkan hampir semua orang yang ingin datang dari Tepi Barat dan tidak ada satu insiden pun,” kata pakar tersebut.

"Orang-orang memang datang untuk beribadah. Mereka tidak datang untuk mengganggu perdamaian. Jika polisi dan pasukan keamanan Israel membiarkan mereka, semoga semuanya akan baik-baik saja,” lanjutnya.

Tahun ini, lebih dari biasanya, dunia akan mengamati apa yang terjadi di Yerusalem, untuk melihat apakah hal tersebut benar adanya.

Sejak Israel merebut Yerusalem Timur, termasuk bagian Kota Tua dari Yordania dalam Perang Timur Tengah tahun 1967 dan menduduki serta mencaploknya, situs tersebut telah menjadi simbol utama perjuangan Palestina secara lebih luas.

Pada 2000, kunjungan pemimpin oposisi Israel saat itu, Ariel Sharon ke puncak bukit suci tersebut dipandang sebagai pemicu utama Pemberontakan Palestina Kedua, yang oleh orang Palestina disebut sebagai "Intifada al-Aqsa".

Sering terjadi bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan jamaah Palestina, terutama selama bulan Ramadhan.

Ketegangan juga meningkat setiap kali ada pawai nasionalis Israel di Kota Tua, dan sebagai tanggapan terhadap seruan dari kelompok sayap kanan Israel untuk mengubah aturan status quo agama yang sangat sensitif dan telah lama ada di situs tersebut, yang mengizinkan pengunjung Yahudi tetapi tidak mengizinkan orang Yahudi untuk berdoa. .

Pada Mei 2021, ketegangan yang meningkat di Yerusalem meletus dan kekerasan di al-Aqsa. Hamas kemudian menembakkan roket ke Yerusalem, yang menyebabkan perang singkat di Gaza dan kerusuhan yang meluas antara warga Yahudi dan Arab Israel.

Tahun lalu, ketika Ramadhan bertepatan dengan hari raya Paskah Yahudi, beredar laporan bahwa ekstremis Yahudi berencana melakukan ritual pengorbanan seekor kambing di Temple Mount.

Karena tidak mempercayai polisi Israel untuk mencegah hal tersebut, ratusan Muslim membarikade diri mereka di al-Aqsa dan granat kejut digunakan untuk melawan mereka.

Tahun ini, Ramadhan tidak bertepatan dengan hari raya besar Yahudi mana pun.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement