NEW YORK – Perdana Menteri (PM) Houngaria Viktor Orban mengatakan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak akan mendanai perjuangan Ukraina melawan invasi Rusia jika dia terpilih lagi sebagai Presiden AS.
"Dia tidak akan memberikan satu sen pun dalam perang Ukraina-Rusia. Itulah sebabnya perang akan berakhir," kata PM konservatif itu setelah bertemu Trump di Florida, AS, dikutip BBC.
Mantan presiden AS itu berjanji mengakhiri perang dalam waktu 24 ja jika terpilih, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Orban secara terbuka mendukung sekutu lamanya dalam pemilihan presiden tahun 2024.
“Jelas bahwa Ukraina tidak dapat berdiri sendiri,” kata Orban kepada saluran TV M1 Hongaria pada Minggu (10/3/2024) malam.
“Jika Amerika tidak memberikan uang dan senjata, begitu juga dengan Eropa, maka perang akan berakhir. Dan jika Amerika tidak memberikan uang, maka Eropa sendiri tidak akan mampu membiayai perang ini. Dan perang pun akan berakhir,” lanjutnya.
Dia menambahkan bahwa Trump memiliki rencana yang cukup rinci tentang cara mengakhiri perang Rusia-Ukraina, namun tidak menjelaskan lebih lanjut. BBC telah meminta komentar dari tim kampanye Trump.
Sebagai Presiden, Trump harus menandatangani rancangan undang-undang pengeluaran yang berasal dari Kongres. Dia di masa lalu menyatakan skeptisisme bahwa AS harus terus mendanai pertahanan Ukraina.
Pada pertemuan hari Jumat (7/3/2024) di rumah Trump di Mar-a-Lago, Trump memuji tamunya. “Tidak ada orang yang lebih baik, lebih pintar, atau pemimpin yang lebih baik daripada Viktor Orban. Dia luar biasa,” katanya.
Selama kunjungannya ke AS, Orban tidak bertemu dengan Presiden AS saat ini Joe Biden, yang diperkirakan akan menjadi saingan utama Trump dalam pemilihan presiden pada November mendatang.
Sangatlah tidak biasa bagi seorang pemimpin asing yang sedang berkunjung untuk menjadwalkan pembicaraan dengan mantan rekannya tanpa meminta bantuan dari pemimpin saat ini.
Seperti diketahui, PM Hungaria telah berulang kali menuai kritik keras dari sesama pemimpin Uni Eropa karena menjaga hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, sejak ia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Tidak seperti banyak negara Barat lainnya, Orban menolak mengirim senjata ke negara tetangganya, Ukraina, dan berulang kali menyatakan bahwa Kyiv tidak mampu menang melawan Rusia yang memiliki senjata nuklir.
Para pemimpin UE semakin khawatir bahwa kepemimpinan Trump yang kedua akan mengakibatkan berkurangnya bantuan militer dan keuangan AS secara signifikan ke Ukraina dan juga aliansi militer NATO.
Ukraina sangat bergantung pada senjata dari AS, pemasok utama, dan sekutu Barat lainnya untuk terus memerangi Rusia, kekuatan militer yang jauh lebih besar dengan amunisi artileri yang berlimpah.
(Susi Susanti)