Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tarawih dan Tadarus Pakai Speaker Dalam, Imam Masjid Besar Masjid Istiqlal: Ambil Sisi Positifnya

Widya Michella , Jurnalis-Selasa, 12 Maret 2024 |20:26 WIB
Tarawih dan Tadarus Pakai Speaker Dalam, Imam Masjid Besar Masjid Istiqlal: Ambil Sisi Positifnya
A
A
A

JAKARTA - Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar meminta masyarakat untuk mengambil sisi positif dalam Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala. Dimana pelaksanaan ibadah tarawih dan tadarus menggunakan speaker dalam.

"Kita mendapatkan informasi ada edaran sebagai suatu himbauan bukan sebagai satu kewajiban yang mutlak dilakukan. Biasanya pemerintah menghimbau ada hal-hal yang diperhatikan secara makro, bagi saya memang kemaslahatan umat saya kira itu kita ambil sisi positifnya,"kata Nasaruddin kepada wartawan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2024).

Dia meminta agar seluruh umat dapat mengambil hikmah dari surat edaran tersebut. Misalnya dapat dibayangkan bahwa ada masjid yang sampai 24 jam atas nama ramadan tidak pernah tidur, padahal banyak orang yang ingin beristirahat.

"Saya kira ada waktu tertentu lah ditetapkan jangan sampai nanti 24 jam itu menggaung ada anak-anak kecil yang baru lahir, ada orang sakit yang perlu istirahat ada juga pekerja siang yang memerlukan istirahat malam kemudian juga mungkin ada rumah sakit di sampingnya. Kalau 24 jam kan rekaman bisa terganggu padahal syiar nya itu penting untuk menghadirkan orang itu datang ke masjid,"ucapnya.

Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) telah menerbitkan edaran penyelenggaraan ibadah Ramadan dan Idulfitri 1445 H pada 26 Februari 2024 lalu. Dimana dalam edaran ini juga memuat aturan penggunaan pengeras suara di masjid dan musala.

Aturan itu tertuang dalam Surat Edaran Menteri Agama RI Nomor SE. 1 Tahun 2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi

"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi,"kata Menag Yaqut Cholil Qoumas dikutip dalam laman resmi Kemenag, Senin (11/3/2024)

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement