Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Rakyat Indonesia Ternyata Pernah Menjalankan Ibadah Puasa saat Agresi Militer Belanda

Kisah Rakyat Indonesia Ternyata Pernah Menjalankan Ibadah Puasa saat Agresi Militer Belanda
Agresi Militer Belanda. (Foto: Dok Ist)
A
A
A

JAKARTA - Dalam tantangan yang berat, umat Islam telah menunjukkan keberanian dan ketabahan luar biasa dengan berperang sambil menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Tindakan ini tidak hanya membuktikan keberanian, tetapi juga menjadi contoh langsung dari keteladanan Rasulullah SAW.

Perang Badar, sebuah titik penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada bulan 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijriyah, menunjukkan bahwa puasa bukanlah waktu untuk berleha-leha, melainkan untuk berjuang, baik secara spiritual maupun fisik.

Meskipun pasukan Islam hanya terdiri dari 314 orang melawan pasukan musuh yang jauh lebih banyak, mencapai 1.000 bahkan 1.300 orang menurut beberapa catatan, mereka berhasil meraih kemenangan dalam pertempuran besar pertama mereka.

Seperti pada zaman Rasulullah, umat Islam Indonesia juga pernah berperang saat bulan Ramadhan. Salah satunya adalah saat mereka menghadapi Agresi Militer I Belanda, yang terjadi pada awal puasa Ramadhan 1366 Hijriah atau 21 Juli 1947.

Alasan utama kenapa Belanda menyerang pada awal puasa Ramadhan 1366 Hijiriah, yakni dengan memanfaatkan momentum berpuasanya umat Islam sehingga mereka dalam keadaan lemah.

Mengutip Historia, buku ‘Sejarah Perang Kemerdekaan di Sumatera, 1945-1950’ mencatat, Agresi Militer Belanda I terjadi di Sumatera Selatan pada hari ketiga bulan puasa. Serangan dimulai pada pagi hari setelah umat Islam di daerah tersebut menyelesaikan sahur.

Sebenarnya, serangan tersebut telah diprediksi jauh-jauh hari oleh para tokoh Indonesia. Menurut KH Saifuddin Zuhri dalam bukunya "Berangkat dari Pesantren" (LKiS, 2013), "Prakiraan itu menjadi kenyataan.".

Menurutnya, Belanda menyerang Jawa dengan 3 divisi penuh dan Sumatera dengan 3 brigade. Mereka menggunakan kekuatan dari angkatan darat, laut, dan udara.

Pertempuran tersebut sangat tidak seimbang. Selama agresi tersebut, Belanda telah menerbangkan 1.039 awaknya untuk melakukan pengintaian, mengarahkan penembakan artileri, membombardir berbagai sasaran, mendrop pembekalan pasukan, hingga selebaran di daerah pulau Jawa dan Sumatra.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement