Bersama dengan pasukanya, Benny Moerdani, yang kemudian menjabat sebagai Panglima TNI itu mengatur serangan. Meskipun pada saat itu PRRI dilengkapi dengan senjata dan peralatan perang yang lebih canggih daripada TNI.
Di bawah kepemimpinan Benny Moerdani, pasukannya berhasil mengusir pemberontak yang berada di sekitar Lapangan Udara Simpang Tiga Pekanbaru.
Setelah sukses mengusir pemberontak, Benny Moerdani kembali diminta oleh Letkol Udara Wiriadinata untuk menuju pusat Kota Pekanbaru karena di sana terdapat pusat kegiatan PRRI.
Tanpa ragu, Benny Moerdani kemudian meminta 4 anggotanya, termasuk sahabatnya Soeweno dan Lettu Dading Kalbuadi, untuk bergabung.
Mereka menggunakan Jeep Willy 44 yang berhasil direbut dari PRRI di bandara. Setibanya di Pekanbaru, Benny dan keempat pasukannya menemukan bahwa sejumlah wilayah telah dikuasai oleh PRRI. Mereka segera bertindak untuk menaklukkan pemberontak tersebut.
Meskipun jumlah mereka hanya berlima, sebagian besar pemberontak menyerah tanpa pertarungan.
Demikian cerita kepahlawanan Jenderal Kopassus LB Moerdani, yang hanya didampingi oleh 4 prajurit namun berhasil mengusir pemberontak PRRI.
(Fakhrizal Fakhri )