IRAN – Misi Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah sebagai pelanggaran mencolok terhadap Piagam PBB, hukum internasional, dan prinsip dasar yang tidak dapat diganggu gugat di tempat diplomatik dan konsuler.
Dengan mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan ancaman signifikan terhadap perdamaian dan keamanan regional, misi Iran mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk serangan tersebut dan mengatakan bahwa Teheran mempunyai hak untuk mengambil tindakan tegas.
Serangan yang terjadi pada Senin (1/4/2024) ini menewaskan tujuh petugas tewas. Brigjen Mohammad Reza Zahedi, komandan senior Pasukan Elit Quds, dan Brigjen Mohammad Hadi Haji-Rahimi, wakilnya, termasuk di antara korban tewas.
Media pemerintah Iran mengatakan Teheran yakin sasarannya adalah Mohammad Reza Zahedi, salah satu brigadir jenderal yang terbunuh.
Biografi singkat yang dibagikan oleh outlet Hizbullah al-Manar mengatakan Zahedi berada di Pasukan Quds dari tahun 2008 hingga 2016, kemudian memimpin operasi Garda Revolusi dari tahun 2016 dan 2019 sebelum kembali ke Pasukan Quds untuk mengerjakan operasinya di Lebanon dan Suriah hingga tahun ini.
Dikutip Reuters, serangan itu merupakan salah satu pukulan terberat bagi Garda Revolusi sejak pembunuhan Komandan Pasukan Quds Qasem Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak AS di Bagdad pada tahun 2020.
Iran mendukung kelompok-kelompok yang ikut berperang di wilayah tersebut sejak Hamas memicu perang Gaza pada 7 Oktober dengan menyerang Israel, dengan Hizbullah melancarkan serangan dari Lebanon sementara kelompok-kelompok Irak menembaki pasukan AS di Suriah dan Irak, dan Houthi di Yaman juga menyerang pelayaran Laut Merah.