Dengan adanya drone, kata Muhadjir, maka pihak yang bertugas mengamankan arus mudik dan balik lebaran dapat terhubung dengan blind spot yang tak terjangkau CCTV.
Sehingga, analisis data CCTV dan drone bisa dikomparasi. Terlebih, drone memiliki kemampuan zoom atau memperbesar gambar 30 kali.
Sehingga, titik-titik yang terjadi masalah bisa diatasi segera mungkin, dan pangkalan pemantauan arus disebut juga bisa berpindah-pindah sesuai situasi di lapangan.
"Termasuk kalau ada kecelakaan itu tidak perlu harus didatangi dulu lokasinya untuk dicek kondisinya kita cukup drone dulu, kemudian drone memberikan informasi kita bisa mengambil keputusan sehingga kita bisa datang ke lokasi tidak untuk menganalisis tetapi untuk mengeksekusi," ucapnya.
Penggunaan drone juga, kata Muhadjir, dapat mendeteksi kecelakaan termasuk mobil mogok dalam waktu singkat sehingga bisa dilakukan penindakan seperti bantuan. Ia menjelaskan, saat ini baru tersedia satu drone yang akan memantau di wilayah Cikampek - Kalikangkung.
"Semua jalur mudik terutama Cikampek - Kalikangkung, kemudian mobil nanti pangkalannya bergerak tidak dari sini saja sehingga kalau 20 KM itu berarti cukuplah untuk mengcover akan kita seleksi untuk pemanfaatannya itu lokasi-lokasi yang memang harus kita kita cermati Lebih detail dan tidak dari sekedar monitoring CCTV yang ada," katanya.
(Angkasa Yudhistira)