Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perundingan Gencatan Senjata Gaza Deadlock, Netanyahu Tetapkan Tanggal untuk Serang Rafah

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 09 April 2024 |05:54 WIB
Perundingan Gencatan Senjata Gaza <i>Deadlock</i>, Netanyahu Tetapkan Tanggal untuk Serang Rafah
Perundingan gencatan senjata Gaza temui jalan buntu, Netanyahu siapkan tanggal serang Rafah (Foto: Reuters)
A
A
A

KAIRO - Seorang pejabat senior Hamas pada Senin (8/4/2024) mengatakan Hamas menolak proposal gencatan senjata Israel yang diajukan pada perundingan di Kairo, Mesir. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tanggal telah ditetapkan untuk invasi ke Rafah, tempat perlindungan terakhir Gaza bagi pengungsi Palestina.

Sseorang pejabat Palestina yang dekat dengan upaya mediasi mengatakan kepada Reuters bahwa kebuntuan terus berlanjut karena penolakan Israel untuk mengakhiri perang, menarik pasukan dari Gaza, mengizinkan semua warga sipil untuk kembali ke rumah mereka dan mencabut blokade yang telah berlangsung selama 17 tahun untuk memungkinkan rekonstruksi cepat di daerah kantong pesisir.

Langkah-langkah ini lebih diutamakan daripada tuntutan utama Israel untuk membebaskan sandera sebagai ganti warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya.

“Mengenai pertukaran tahanan, Hamas telah dan bersedia untuk lebih fleksibel, namun tidak ada fleksibilitas atas tuntutan utama kami,” katanya.

Israel telah mengesampingkan keinginan untuk segera mengakhiri perang atau menarik diri dari Gaza, dan mengatakan pasukannya tidak akan menyerah sampai Hamas tidak lagi menguasai Gaza atau mengancam Israel secara militer.

Israel dan Hamas mengirim tim ke Mesir pada Minggu (7/4/2024) untuk melakukan pembicaraan yang melibatkan mediator Qatar dan Mesir serta Direktur CIA William Burns.

Kehadiran Burn menggarisbawahi meningkatnya tekanan dari sekutu utama Israel, AS, untuk mencapai kesepakatan yang akan membebaskan sandera Israel yang ditahan di Gaza dan memberikan bantuan kepada warga sipil Palestina yang miskin akibat konflik selama enam bulan.

"Kami menolak usulan terbaru Israel yang diberitahukan pihak Mesir kepada kami. Politbiro bertemu hari ini dan memutuskan hal ini,” terang pejabat senior Hamas Ali Baraka kepada Reuters.

Pejabat Hamas lainnya sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada kemajuan yang dicapai dalam negosiasi tersebut.

“Tidak ada perubahan dalam posisi pendudukan (Israel) dan oleh karena itu, tidak ada hal baru dalam perundingan di Kairo,” ujar pejabat Hamas, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, kepada Reuters. “Belum ada kemajuan,” lanjutnya.

Rincian proposal tersebut belum diketahui secara pasti.

Sementara itu, di Yerusalem pada Senin (8/4/2024), sehari setelah pasukan Israel menarik diri dari beberapa wilayah di Gaza selatan, Netanyahu mengatakan dia telah menerima laporan rinci tentang perundingan di Kairo.

“Kami terus berupaya mencapai tujuan kami, yang pertama dan terpenting adalah pembebasan semua sandera kami dan mencapai kemenangan penuh atas Hamas,” terangnya.

“Kemenangan ini memerlukan masuknya ke Rafah dan penghapusan batalion teroris di sana. Itu akan terjadi, ada tanggalnya,” lanjutnya, Namun dia tidak menyebutkan tanggalnya.

Rafah adalah tempat perlindungan terakhir bagi warga sipil Palestina yang terpaksa mengungsi akibat pemboman Israel tanpa henti yang meratakan lingkungan tempat tinggal mereka. Ini juga merupakan benteng pertahanan terakhir yang signifikan bagi unit tempur Hamas, kata Israel.

Lebih dari satu juta orang berdesakan di kota selatan dalam kondisi putus asa, kekurangan makanan, air dan tempat tinggal. Pemerintah dan organisasi asing telah mendesak Israel agar tidak menyerbu Rafah karena khawatir akan terjadi pertumpahan darah.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement