JAKARTA – Serangan besar-besaran yang dilancarkan Iran terhadap Israel pada Minggu, (14/4/2024) membuka potensi konflik yang lebih luas di wilayah Timur Tengah, bahkan mungkin memicu pecahnya perang baru yang dahsyat.
Meski di atas kertas israel dianggap memiliki persenjataan yang lebih canggih dan lebih baik, terutama dengan dukungan dari sekutu Baratnya seperti Amerika Serikat (AS), persenjataan dan kekuatan militer Iran tidak bisa dipandang enteng.
Iran adalah salah satu kekuatan militer terkuat di Timur Tengah bersama Israel. Setelah lama mendapat sanksi dan embargo dari Amerika Serikat, Iran telah mengembangkan persenjataan militernya sendiri di dalam negeri yang mampu menyaingi persenjataan Barat, termasuk drone dan rudal balistik.
Beberapa persenjataan Iran bahkan membuat Israel khawatir dan takut untuk menghadapinya:
1. Rudal balistik Shabab-4
Iran adalah negara dengan kemampuan rudal balistik terbesar di Timur Tengah. Program rudal Iran saat ini, yang dikembangkan bersama Libya dan Korea Utara, memiliki berbagai macam senjata dan dapat mencapai Israel juga target lain.
Salah satu rudal balistik ini adalah Shabab-4 yang mampu mencapai target sejauh 3.862 km. Selain itu, ada Sejil 3 dengan berat 38.000 kg dan memiliki jangkauan maksimum 4.000 km.
2. Rudal Jelajah Abu Mahdi
Rudal jelajah yang diluncurkan pada Agustus 2020 ini memiliki panjang 6 meter, lebar 0,55 meter, berat 1.650 kilogram, lebar sayap 3,1 meter, dan hulu ledak seberat 410 kilogram. Abu Mahdi bertenaga turbojet Toloue buatan Iran dapat terbang dengan kecepatan subsonik sekitar 900 kilometer per jam dan memiliki jangkauan lebih dari 1.000 kilometer, hampir tiga kali lipat dari rudal jelajah generasi sebelumnya yang dimiliki angkatan laut Iran.
3. Drone Shaheed
Kendaraan udara tak berawak (UAV) atau drone paling terkenal dari Iran adalah Shahed – “Saksi” dalam bahasa Farsi.
Drone jarak jauh yang mematikan ini dikenal sebagai “AK-47” milik Teheran: murah, diproduksi massal dan siap diekspor ke seluruh dunia ke zona konflik di mana rezim tersebut memiliki kepentingan.
Suara Shahed, yang mirip mesin pemotong rumput sudah sangat familiar bagi warga Ukraina yang terus-menerus diserang oleh drone buatan Iran yang diluncurkan oleh Rusia. Dilengkapi dengan hulu ledak hingga 50kg dan jangkauan hingga 2.000 kilometer, Rusia terutama mengandalkan Shahed untuk menyerang jaringan energi dan gudang biji-bijian Ukraina.
Shahed juga telah digunakan berkali-kali oleh proksi Iran di Timur Tengah, terutama oleh kelompok milisi Houthi yang mengandalkannya untuk melawan koalisi pimpinan Saudi di Yaman, dan baru-baru ini dalam serangkaian serangan terhadap kapal komersial Barat di Laut Merah. Armada drone rezim Suriah juga dilaporkan mencakup Shahed.
4. Drone Mirage-10 (Mohajer-10)
Drone lain Iran yang kemampuannya digadang-gadang adalah Mohajer-10, yang dikembangkan sebagai drone multifungsi untuk pengintaian, serangan jarak jauh, kamikaze hingga misi multi-pengawasan.
Mohajer-10 adalah drone terbaru dari seri Mohajer sudah ada sejak Perang Iran-Irak pada 1980an, ketika Tentara Republik Islam dan Garda Revolusi Iran pertama kali menyadari pentingnya penggunaan drone dalam peperangan modern.
5. Rudal Hipersonik Fattah-1
Iran tidak hanya meningkatkan kemampuan rudal balistik dan jelajahnya, namun juga secara aktif mengembangkan teknologi canggih yang hanya dimiliki oleh beberapa kekuatan militer terkemuka, seperti mesin aerodinamis berpendingin udara dan hipersonik.
Iran telah melakukan usaha pertamanya dalam pembuatan rudal hipersonik . Pada bulan Juni 2023, rudal hipersonik baru Fattah-1 ("Penakluk") diluncurkan, dengan jangkauan 1.400 kilometer dan kecepatan maksimum Mach 13-15. Kemampuan manuver dalam penerbangan dikombinasikan dengan kecepatan tinggi memungkinkannya menghindari semua sistem antipesawat yang ada dan yang akan datang. Fattah-1 ditenagai oleh mesin bahan bakar padat dua tahap.
(Rahman Asmardika)