JAKARTA - Antusias masyarakat melaksanakan mudik dan arus balik Lebaran tahun ini menciptakan satu persoalan yang harus diantisipasi dampaknya, yakni timbunan sampah di rest area yang ditinggalkan para pemudik tersebut.
Selain tak baik bagi lingkungan, timbunan sampah dari pemudik membuat petugas kebersihan di rest area bekerja lebih ekstra lagi, daripada hari biasanya.
Hari Mulyana (35) salah satu petugas kebersihan di rest area kilometer (Km) 86 A Tol Cikopo - Palimanan (Cipali), Jawa Barat (Jabar), menuturkan bahwa ritme kerja dia dan rekan-rekannya lebih ekstra keras selama momentum mudik dan arus balik Lebaran 2024.
Perkaranya selama periode tersebut, tiga jam sekali mereka harus mengitari rest area untuk mengumpulkan bekas tempat makanan yang ditinggalkan para pemudik. Pekerjaan ini dilakukan sejak pukul 07.00 - 19.00 WIB atau selama 13 jam dalam sehari.
Padahal, pihak pengelola rest area telah menyediakan tempat sampah di berbagai titik, satu fasilitas sederhana yang justru membuat sampah tidak berserakan di kawasan tersebut.
“Penumpukan sampah ya banyak, tapi diangkut tiga jam sekali. Kadang buang sampah ngak pada tempatnya, jadi lebih sering muter ya,” ucap Hari Mulyana kepada MNC Portal saat ditemui di lokasi, Minggu (14/4/202.
Karena kerap membersihkan sampah pemudik di rest area Km 86 A, lelaki berdarah Sunda itu mengaku pekerjaannya saat ini lebih cepat melelahkan.
“Kami merasa lebih capek daripada hari-hari sebelumnya, apalagi siang kan kena matahari, jadi capek,” paparnya.
Hari dan kawan-kawan seprofesi membagi waktu pekerjaan menjadi dua shift, yang masing-masing terdiri dari delapan orang. Shift pertama mulai bekerja ketika matahari mula terbit hingga terbenam. Lalu tugas akan dilanjutkan lagi oleh shift kedua.
“Ada delapan orang, cewek dua, laki-laki enam, kami bekerja 12-13 jam, mulai jam 7 pagi sampai 7 malam,” ujar dia.
Terkait jam kerja, lanjut Hari, tidak ada penambahan waktu. Artinya, selama periode mudik dan arus balik ini mereka tetap bekerja seperti waktu sebelumnya.
“Jam kerja sama” tukas pria berbadan kurus itu.
(Fakhrizal Fakhri )