Dirinya sekaligus mengingatkan bahwa bertempur dengan senjata adalah hal biasa bagi prajurit. tetapi memenangkan pertempuran tanpa menumpahkan darah dan berhasil mencapai tujuan operasi, itu adalah ilmu perang tertinggi.
Pemahamannya mengenai hal ini merupakan sesuatu yang sebenarnya sudah amat dimengerti oleh Kopassus sejak lama, seperti misalnya, Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, M.Sc. yang pernah menjabat sebagai Komandan Kopassus (1993-1994).
Pada waktu menjabat sebagai Kasdam VIl Wirabuana (Makassar) tahun berikutnya, terkait dengan kerusuhan rasial di Makassar, beliau pernah mengungkapkan, "Telinga saya tak ingin mendengar suara tembakan. Mereka itu bukan musuh. Mereka adalah rakyat kita sendiri yang mengekspresikan solidaritas dalam bentuk yang salah. Luruskan cara berpikir mereka. Persuasif. Persuasif. Turun kita ke jalan. Persuasif. Tidak ada letusan senjata,” tegas Agum.
Perintah yang disampaikan ini jelas mencerminkan kemahiran beliau yang tertempa sebagai prajurit Kopassus.
(Fakhrizal Fakhri )