Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengenal Sosok Terry Anderson Jurnalis AS yang Disandera 7 Tahun di Lebanon, Hampir Gila dan Bunuh Diri

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 22 April 2024 |10:50 WIB
Mengenal Sosok Terry Anderson Jurnalis AS yang Disandera 7 Tahun di Lebanon, Hampir Gila dan Bunuh Diri
Mengenal sosok Terry Anderon jurnalis AS yang disandera 7 tahun di Lebanin, hamoir gila dan bunuh diri (Foto: Reuters)
A
A
A

LEBANON – Jurnalis asal Amerika Serikat (AS), Terry Anderson, yang disandera hampir 7 tahun di Lebanon baru saja menutup mata untuk selamanya pada Minggu (21/4/2024).

Kepergiannya menyisakan banyak kenangan terutama terkait penahanannya yang begitu lama di Lebanon. Apa yang dilakukannya saat ditahan? Apa yang membuatnya bertahan? Dan masih banyak pertanyaan lainnya.

Anderson diketahui disandera oleh militan Islam selama hampir tujuh tahun di Lebanon dan menjadi simbol penderitaan para sandera Barat selama perang saudara di negara itu pada tahun 1975-1990.

Mantan kepala koresponden Timur Tengah untuk The Associated Press (AP) itu menjadi sandera terlama dari sejumlah warga Barat yang diculik di Lebanon.

Dia dikurung di dalam sel yang minim penerangan oleh sebagian besar kelompok Muslim Syiah. Tangan dan kakinya dirantai seerta matanya ditutup.

Dia mengaku hampir menjadi gila dan bahwa hanya keyakinan Katolik Roma yang menghalangi dia untuk bunuh diri sebelum dia dibebaskan pada Desember 1991.

"Apa yang membuatku bertahan?,” dia bertanya tak lama setelah dibebaskan, dikutip Reuters.

"Teman-temanku. Aku beruntung memiliki orang-orang yang bersamaku hampir sepanjang waktu. Keyakinanku, keras kepala. Kamu melakukan apa yang harus kamu lakukan. Kamu bangun setiap hari, mengumpulkan energi dari suatu tempat. Kamu pikir kamu belum mendapatkannya dan Anda melewati hari dan melakukannya. Hari demi hari demi hari,” ungkapnya.

Sandera lain menggambarkan Anderson sebagai orang yang tangguh dan aktif di penangkaran, belajar bahasa Prancis dan Arab, serta berolahraga secara teratur.

Namun, mereka juga bercerita tentang dia yang membenturkan kepalanya ke dinding hingga berdarah karena frustrasi karena pemukulan, isolasi, harapan palsu, dan perasaan diabaikan oleh dunia luar.

“Ada batas berapa lama kami bisa bertahan dan beberapa dari kami sudah mendekati batas tersebut dengan sangat buruk,” kata Anderson dalam rekaman video yang dirilis oleh para penculiknya pada bulan Desember 1987.

Marcel Fontaine, seorang diplomat Prancis yang dibebaskan pada Mei 1988 setelah tiga tahun disandera, mengenang saat teman satu selnya Anderson mengira kebebasan sudah dekat karena dia diizinkan melihat matahari dan makan hamburger.

Pada bulan April 1987 Anderson diberi satu set pakaian yang dibuatkan oleh para penculiknya. "Dia memakainya setiap hari," kata Fontaine.

Namun, seminggu kemudian, para penculik Anderson mengambil kembali jas tersebut, membuatnya putus asa dan yakin bahwa ia telah dilupakan.

Sejumlah kelompok jurnalis, pemerintah, dan individu selama bertahun-tahun menyerukan pembebasan Anderson dan ulang tahunnya pada 27 Oktober menjadi hari peringatan tidak resmi bagi para sandera di AS.

Anderson mengatakan dia beberapa kali mempertimbangkan untuk bunuh diri tetapi menolaknya. Dia sangat bergantung pada keyakinannya, yang menurutnya telah dia perbarui enam bulan sebelum diculik.

“Saya pasti sudah membaca Alkitab 50 kali dari awal sampai akhir,” katanya. "Itu merupakan bantuan yang sangat besar bagi saya,” lanjutnya.

Kakak perempuannya, Peggy Say, yang meninggal pada tahun 2015, adalah pembelanya yang paling gigih selama disandera.

Dia bekerja tanpa kenal lelah demi kebebasan kakaknya. Dia mengunjungi ibu kota Arab dan Eropa, melobi Paus, Uskup Agung Canterbury, dan setiap pejabat serta politisi AS.

Di bawah tekanan dari media dan keluarga sandera AS, pemerintahan Reagan merundingkan kesepakatan rahasia dan ilegal pada pertengahan 1980an untuk memfasilitasi penjualan senjata ke Iran sebagai imbalan atas pembebasan sandera Amerika. Namun kesepakatan tersebut, yang dikenal sebagai urusan Iran-Contra, gagal memberikan kebebasan bagi para sandera.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement