Kementerian Pertahanan mengatakan penempatan HMS Diamond di Laut Merah dan Teluk Aden merupakan bagian dari respons Inggris yang lebih luas terhadap serangan Houthi.
Hal ini termasuk mencegah penyelundupan senjata ke Yaman, menjatuhkan sanksi terhadap anggota Houthi, dan melakukan serangan yang proporsional dan tepat sasaran terhadap sasaran militernya.
HMS Diamond sebelumnya beroperasi di wilayah tersebut pada bulan Desember dan Januari, dan mendapat serangan dalam tiga serangan terpisah oleh pasukan Houthi, berhasil menghancurkan sembilan drone dengan sistem rudal dan senjata Sea Viper.
Awal tahun ini, kapal perang tersebut mengambil alih kendali dari HMS Richmond, yang telah memukul mundur serangan Houthi di Laut Merah dengan menembak jatuh dua drone menggunakan rudal Sea Ceptor.
HMS Diamond dilengkapi dengan rudal Sea Viper, serta senapan mesin Phalanx dan meriam 30mm di setiap sisi kapal. Phalanx dapat menembakkan lebih dari 3.000 peluru per menit. Para kru juga telah menggunakan meriam 30mm untuk berhasil menembak jatuh drone Houthi.
AS dan Inggris mulai melakukan serangan udara terhadap sasaran Houthi di Yaman pada 11 Januari. Ada beberapa penembakan lagi sejak itu.
Sebagai tanggapan, Houthi baru-baru ini menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan pemilik atau operator di Inggris atau AS.
(Susi Susanti)