Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengenal Tjokropranolo, Pengawal Jenderal Soedirman yang Jadi Gubernur DKI dan Peduli kepada Buruh

Awaludin , Jurnalis-Sabtu, 27 April 2024 |08:16 WIB
 Mengenal Tjokropranolo, Pengawal Jenderal Soedirman yang Jadi Gubernur DKI dan Peduli kepada Buruh
Letjen TNI (Purn) Tjokropranolo (foto: dok wikipedia)
A
A
A

LETNAN JENDERAL TNI (Purn) Tjokropranolo, sebelum menjabat gubernur DKI, ia menjadi asisten Gubernur Ali Sadikin selama satu tahun. Baru kemudian pada Juli 1977, pria yang akrab disapa Bang Nolly itu dilantik sebagai Gubernur Jakarta.

Selama dia menjabat gubernur, ia sering mengunjungi berbagai pabrik untuk mengecek kesejahteraan buruh dan mendapatkan gagasan langsung tentang upah mereka. Usaha kecil juga menjadi perhatiannya.

Dia mengalokasikan sekitar ratusan tempat untuk puluhan ribu pedagang kecil, agar dapat berdagang secara legal. Walau begitu, kemacetan lalu lintas dan kesemrawutan transportasi kota menjadi masalah yang sulit dipecahkan.

Perda yang mengatur pedagang jalanan tidak efektif, sehingga mereka masih berdagang di wilayah terlarang, menempati badan jalan, dan memacetkan lalu lintas.

Tapi siapa yang mengira, terlepas dari karirnya sebagai Gubernur Jakarta. Pria kelahiran Temanggung, Jawa Tengah, 21 Mei 1924, pernah menjadi pengawal pribadi Panglima Besar Soedirman pada masa Revolusi Nasional Indonesia melawan pendudukan Belanda.

Kedekatannya dengan sang Jendral bermula setelah terbentuknya BKR (Badan Keamanan Rakyat). Tjokropranolo bergabung dengan BKR di kota Magelang, Jawa Tengah, dan menjadi komandan deputi penjaga markas TKR.

Kemudian dia menjadi pengawal pribadi Jenderal Soedirman di Yogyakarta tahun 1946 dengan pangkat kapten. Dia kemudian menjadi komandan dua batalyon, yaitu komandan Corps Polisi Militer (CPM) tahun 1948 dan komandan pasukan pengawal pribadi Jenderal Soedirman dari 1948-1949.

Selama perang pembelaan kemerdekaan Indonesia melawan Belanda, dia ikut terjun dalam kampanye perang gerilya bersama Jenderal Soedirman dari awal sampai akhir, saat Jenderal Soedirman pulang ke Jogjakarta tanggal 10 Juli 1949.

Setelah Belanda menyerahkan kepulauan nusantara sebagai Republik Indonesia Serikat dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949, Tjokropranolo mempersiapkan pengaturan keamanan untuk kedatangan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan Jenderal Soedirman di Djakarta.

Dia turut meloloskan Soedirman dari serangan maut tentara Belanda yang berkali-kali melakukan percobaan pembunuhan terhadap Soedirman. Dalam karier kemiliteran, ia tidak hanya terjun ke medan, tetapi juga banyak terlibat dalam posisi penting di balik layar, antara lain Asintel Siaga dan Kepala Intelijen dalam berbagai konflik, dan sekretaris militer untuk presiden.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement