Kota Chauk di Magway, yang secara historis merupakan wilayah terpanas di negara itu, mengalami suhu tertinggi di Myanmar sebesar 48,2 derajat Celcius (118,8 derajat Fahrenheit), memecahkan rekor sebelumnya sebesar 47,4 derajat Celcius (117,3 derajat Fahrenheit) yang dicapai pada tahun 1968.
Di Thailand, suhu mencapai 44 C (111 F) di beberapa wilayah di bagian utara negara tersebut, sementara ibu kota Bangkok dan wilayah metropolitan mengalami suhu melebihi 40 C (104 F). Prakiraan dari Departemen Meteorologi mengatakan musim panas tahun ini, yang biasanya berlangsung dari akhir Februari hingga akhir Mei, diperkirakan akan lebih panas 1-2 derajat dibandingkan tahun lalu, dan curah hujan akan lebih rendah dari rata-rata.
Departemen Pengendalian Penyakit Thailand mengatakan pekan lalu bahwa setidaknya 30 orang telah meninggal akibat sengatan panas sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan 37 orang pada tahun lalu.
Para ilmuwan mengatakan jumlah kematian akibat panas di seluruh dunia telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan kenaikan suhu. Namun tren di Asia pada tahun ini masih belum jelas, sebagian karena pertanyaan tentang bagaimana mengklasifikasikan kematian yang tampaknya disebabkan oleh panas. berhubungan dengan panas.
Setidaknya 34 orang jatuh sakit akibat panas ekstrem di Filipina sepanjang tahun ini, termasuk enam orang yang meninggal. Departemen Kesehatan mengatakan sedang memverifikasi apa sebenarnya penyebab kematian tersebut.
Media di Bangladesh melaporkan bahwa dalam periode lima hari awal bulan ini, setidaknya 20 orang meninggal akibat sengatan panas.
Namun di Kamboja, para pejabat mengindikasikan hanya ada sedikit korban jiwa yang disebabkan oleh cuaca panas. The Khmer Times, sebuah platform berita online, mengutip kepala Departemen Kesehatan ibu kota Phnom Penh, yang mengatakan tidak ada kematian atau keruntuhan akibat panas.
(Susi Susanti)