Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Prediksi Pemenang Pemilu Amerika Serikat 2024

Rachel Eirene Nugroho , Jurnalis-Rabu, 01 Mei 2024 |16:31 WIB
Prediksi Pemenang Pemilu Amerika Serikat 2024
Prediksi pemenang pemilu Amerika Serikat 2024 (Foto: Reuters)
A
A
A

NEW YORK - Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) akan diadakan pada tanggal 5 November mendatang. Kandidat yang bersaing pun sama dengan kandidat utama yang bersaing pada pemilihan presiden tahun 2020, yaitu Joe Biden dan Donald Trump.

Mengutip dari The Week, walau sebenarnya masih terdapat daftar pesaing yang panjang serta beberapa kandidat independen masih bersaing ketat, namun AS akan kembali mengadakan pertandingan ulang dalam pemilihan presiden yang pertama kalinya sejak tahun 1956. Adapun dari kedua kandidat kali ini memiliki sisi plus minus masing-masing.

Mengutip The Economist, Donald Trump sedang menghadapi 88 dakwaan kejahatan yang berkaitan dengan memalsukan catatan bisnis hingga berkonspirasi untuk menipu negara. Sedangkan situasi Biden ditentukan oleh inflasi yang tinggi, tagihan kebijakan industri yang besar, serta gejolak di luar negeri seperti di Ukraina, Afghanistan, dan akhir-akhir ini yang masih hangat yaitu menegangnya situasi di Timur Tengah.

Hasil Lembaga Survei

Sejauh ini sudah banyak lembaga survei serta ilmuwan politik yang mulai memanaskan perdebatan terkait siapa yang akan memperoleh 270 suara elektoral dan memenangkan kursi di Ruang Oval. Berdasarkan beberapa survei yang telah dilakukan sepanjang musim pemilihan pendahuluan, antara mantan Presiden Donald Trump dengan Presiden Joe Biden telah saling mengadu keunggulannya dalam sebagian besar survei yang telah dilakukan tahun ini.

Berdasarkan dua survei yang dilakukan oleh Emerson College pada tanggal 17 April dan diikuti oleh 1.308 pemilih, Donald Trump memperoleh hasil yang lebih dari Presiden Joe Biden dengan selisih empat poin serta masing-masing tiga poin.

Sejalan dengan hasil survei McLaughlin and Associates tanggal 16 April yang diikuti oleh 1.000 pemilih dengan keunggulan Trump yaitu 38% berbanding 36% dan survei McLaughlin lainnya dengan metrik yang sama juga menunjukkan Donald Trump dengan keunggulan 49% berbanding 45%. Melihat hasil hasil dari beberapa survei sejauh ini dengan margin kesalahan di bawah 4%, lembaga survei menunjukkan kemungkinan besar bahwa kemenangan pemilihan presiden tahun ini akan dipegang oleh Donald Trump.

Survei lain yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa Joe Biden mengungguli Donald Trump dalam beberapa kasus. Survei oleh Marist College tanggal 18 April dengan 1.047 pemilih menunjukkan Biden unggul lima poin dan tiga poin dari Trump. Sedangkan survei oleh Echelon Insights tanggal 14 April dengan 1.020 pemilih menunjukkan keunggulan Biden sebanyak 49% dan Trump 46%.

Survei yang dilakukan oleh NBC News/Hart Research tanggal 16 April dengan 1.000 pemilih menunjukkan Biden memimpin dengan selisih dua poin. Melalui survei yang dilakukan NBC News, menunjukkan bahwa Biden unggul dalam isu aborsi dan menyatukan negara sedangkan Trump unggul dalam hal kompetensi dan penanganan inflasi. Adapun survei yang dilakukan oleh Morning Consult pada tanggal 17 April dengan 7.990 pemilih dan survei yang dilakukan oleh YouGov/Economist pada tanggal 16 April dengan 1.358 pemilih menunjukkan hasil yang seri antara Biden dan Trump. Masing-masing survei memperoleh hasil untuk kedua kandidat yaitu 42% dan 44%.

Pendapat Para Pakar Politik

Hasil survei yang kebanyakan lebih condong kepada Trump tidak sama dengan pendapat para analis politik dan pakar. Kebanyakan dari mereka berpendapat bahwa Bidenlah yang akan tetap menjabat sebagai presiden untuk kedua kalinya. Seorang analis politik seperti Juan Williams memandang Biden sebagai sosok moderat yang belum mengubah negara yang terpolarisasi secara politik. “Dengan naiknya pasar saham, turunnya angka pengangguran, naiknya upah, melambatnya inflasi, dan Amerika Serikat yang berdiri tegap melawan Rusia dan Tiongkok, Biden punya rekor dalam meyakinkan para pemilih yang belum memilih,” kata Williams.

Ahli strategi Partai Demokrat, Simon Rosenberg, juga mengatakan bahwa kekuatan rekam jejak presiden hanya dapat diimbangi oleh kekuatan partainya. Rosenberg juga menambahkan bahwa angka survei yang diperoleh terus menerus mengabaikan beban sejarah Trump dan kegagalan pemilu MAGA yang berulang kali. Terlebih lagi, saat ini Trump sedang terlibat dalam masalah hukum dan keuangan dimana Trump terlibat dalam skema uang tutup mulut ilegal dengan Stormy Daniels. Terpaksa, Trump harus menjalani persidangan di New York yang berdampak pada waktunya untuk berkampanye.

Setelah dilakukan banyak survei oleh berbagai macam badan survei ditambah dengan prediksi dari para analis politik dan pakar, terkait hasil dari pemilihan presiden AS tahun 2024 ini masih berupa tebakan, apalagi dalam hal pemungutan suara. Tidak banyak yang dapat disimpulkan untuk sekarang.

"Survei yang telah dilakukan oleh badan survei memang merupakan cara yang efektif untuk mengukur opini publik, namun bukan berarti bahwa survei yang dilakukan saat ini akan secara akurat menentukan siapa yang akan memenangkan pemilihan presiden,” kata Philip Bump.

"Selain itu juga survei publik yang telah dilaksanakan atau akan dilakukan dimasa mendatang setiap sebelum pemilu hampir pasti hanya akan menunjukkan siapa yang lebih berpeluang menang,” lanjutnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement