Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gandeng Negara-Negara Demokrasi, Filipina Bertekad Hentikan Beijing di Laut Cina Selatan

Rahman Asmardika , Jurnalis-Senin, 06 Mei 2024 |13:29 WIB
Gandeng Negara-Negara Demokrasi, Filipina Bertekad Hentikan Beijing di Laut Cina Selatan
Kapal penjaga pantai China menembakkan meriam air ke arah kapal pasokan Filipina di Second Thomas Shoal, Laut Cina Selatan, 5 Maret 2024. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA Filipina akan menerima kiriman rudal jelajah supersonik jarak menengah BrahMos dari India. Kiriman gelombang pertama rudal, yang dapat diluncurkan dari darat, laut, dan udara, ini merupakan salah satu kerja sama antara kedua negara guna menangkal aksi China di Laut Cina Selatan.

Mengutip dari The HK Post, Senin (6/5/2024), rudal tersebut akan dikerahkan di Laut Cina Selatan untuk melawan agresi sepihak dan tak henti-hentinya dari China yang melanggar keputusan Konvensi PBB tentang Hukum Pengadilan Laut pada 2016.

China dan Filipina memiliki sejarah perdagangan dan perniagaan yang panjang. Namun, prospek kerja sama ekonomi dan kemakmuran bersama dirusak oleh strategi ekspansionis Partai Komunis China (PKC).

Di masa lalu, Beijing mengekspor 'revolusi' ke Filipina untuk mengacaukan kemajuan negara tersebut. Konflik antara kedua negara mencapai puncaknya dalam beberapa dekade terakhir karena strategi 'salami slicing' yang terkenal dari China.

China dalam praktiknya mengeklaim wilayah tetangganya sebagai milik sendiri. Mereka memakan sebagian kecil sekaligus dan, sementara negara tetangganya menempuh jalur resmi yang panjang untuk menyelesaikan perselisihan, Beijing 'mengiris' porsi lainnya. Dari India hingga Jepang, setiap negara di kawasan ini menderita dampak terberat dari aktivitas ilegal China.

Namun agresi China paling nyata terlihat di Laut China Selatan yang tidak hanya bersifat strategis, tetapi juga memiliki sumber daya mineral yang sangat besar. Menurut sebuah perkiraan, Laut China Selatan memiliki 11 miliar barel minyak dalam cadangan terbukti dan terduga. Dan, setiap negara di sekitar Vietnam hingga Indonesia di Samudra Hindia memiliki sejarah konflik dengan China terkait pelanggaran teritorial.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement