Serangan tersebut diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat dan akan melibatkan formasi rudal serta angkatan udara dan laut.
Senjata nuklir taktis adalah hulu ledak nuklir kecil dan sistem pengiriman yang dimaksudkan untuk digunakan di medan perang, atau untuk serangan terbatas.
Mereka dirancang untuk menghancurkan sasaran musuh di area tertentu tanpa menyebabkan dampak radioaktif yang luas.
Sebaliknya, senjata nuklir strategis berukuran besar dan dirancang untuk ditembakkan dalam jarak jauh, misalnya antar benua. Rusia mengadakan latihan rutin senjata nuklir strategis.
Pada April lalu, pemimpin lama Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan beberapa lusin senjata nuklir taktis ditempatkan di negaranya.
Seorang juru bicara intelijen militer Ukraina menolak pengumuman bahwa latihan akan dilakukan, dan menyebutnya sebagai ‘pemerasan nuklir’.
Namun juru bicara NATO Farah Dakhlallah mengatakan hal itu berbahaya dan tidak bertanggung jawab dan menyatakan bahwa NATO tetap waspada.
Setelah pertemuan di Paris dengan Macron dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa dia berharap Presiden Xi akan membantu mengurangi ancaman nuklir Rusia yang tidak bertanggung jawab.
Kemarahan Rusia terjadi menjelang pelantikan Presiden Vladimir Putin untuk masa jabatan presiden kelima.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan pihaknya tidak akan lagi menganggap Vladimir Putin sebagai presiden yang sah setelah pelantikannya dan mendesak negara-negara lain serta organisasi internasional untuk mengikuti jejaknya.
Namun, sumber diplomatik Prancis yang dikutip Reuters menyebutkan duta besar Prancis akan menghadiri upacara tersebut.
Jerman dan beberapa negara Eropa lainnya menolak mengirimkan utusan mereka.
(Susi Susanti)