MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (9/5/2024) menuduh Barat mengambil risiko konflik global dan mengatakan tidak seorang pun boleh mengancam negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia. Hal ini ditegaskan Putin ketika Rusia menandai kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua.
Ketika pasukan Rusia maju melawan pasukan Ukraina yang didukung Barat, Putin menuduh elit Barat yang “sombong” melupakan peran penting yang dimainkan Uni Soviet dalam mengalahkan Nazi Jerman, dan memicu konflik di seluruh dunia.
“Rusia akan melakukan segalanya untuk mencegah bentrokan global,” kata Putin di Lapangan Merah setelah Menteri Pertahanan Sergei Shoigu meninjau pasukan yang dikerahkan dalam badai salju yang jarang terjadi pada bulan Mei.
“Tetapi pada saat yang sama, kami tidak akan membiarkan siapa pun mengancam kami. Pasukan strategis kami selalu dalam kondisi siap tempur,” lanjutnya, dikutip Reuters.
Putin, yang mengirim pasukannya ke Ukraina pada tahun 2022, menganggap perang tersebut sebagai bagian dari perjuangan melawan Barat, yang menurutnya mempermalukan Rusia setelah runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989 dengan melanggar batas wilayah pengaruh Moskow.
Ukraina dan negara-negara Barat mengatakan Putin terlibat dalam perampasan tanah bergaya kekaisaran. Mereka bersumpah untuk mengalahkan Rusia, yang saat ini menguasai sekitar 18% wilayah Ukraina, termasuk Krimea, dan sebagian dari empat wilayah di Ukraina timur. Rusia mengatakan wilayah tersebut, yang dulunya merupakan bagian dari kekaisaran Rusia, kini kembali menjadi bagian dari Rusia.
Uni Soviet diketahui kehilangan 27 juta orang dalam Perang Dunia Kedua, termasuk jutaan orang di Ukraina, namun akhirnya mendorong pasukan Nazi kembali ke Berlin, tempat Hitler bunuh diri dan Bendera Merah Kemenangan Soviet dikibarkan di Reichstag pada tahun 1945.
“Di Barat, mereka ingin melupakan pelajaran dari Perang Dunia Kedua,” kata Putin, seraya menambahkan bahwa Rusia menghormati semua sekutu yang terlibat dalam kekalahan Nazi Jerman. Ia menyinggung perjuangan rakyat Tiongkok melawan militerisme Jepang.