Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Peringati Kemenangan Uni Soviet Atas Nazi Jerman di PD II, Putin Tuduh Barat Ambil Risiko Konflik Global

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 09 Mei 2024 |15:57 WIB
Peringati Kemenangan Uni Soviet Atas Nazi Jerman di PD II, Putin Tuduh Barat Ambil Risiko Konflik Global
Presiden Rusia tuduh Barat ambil risiko konflik saat peringati kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman di Perang Dunia II (Foto: Reuters)
A
A
A

“Tetapi kita ingat bahwa nasib umat manusia ditentukan dalam pertempuran besar di dekat Moskow dan Leningrad, Rzhev, Stalingrad, Kursk dan Kharkiv, dekat Minsk, Smolensk dan Kyiv, dalam pertempuran sengit dan berdarah dari Murmansk hingga Kaukasus dan Krimea,” lanjutnya.

Penyerahan tanpa syarat Nazi Jerman mulai berlaku pada pukul 23:01. pada tanggal 8 Mei 1945, diperingati sebagai ‘Hari Kemenangan di Eropa oleh Perancis, Inggris dan Amerika Serikat (AS). Di Moskow, saat itu sudah tanggal 9 Mei, yang menjadi "Hari Kemenangan" Uni Soviet dalam apa yang oleh orang Rusia disebut sebagai Perang Patriotik Hebat tahun 1941-45.

Dalam parade yang lebih sederhana yang menunjukkan ketegangan perang, Rusia hanya memamerkan satu tank T-34. Pesawat tempur terbang melewati aliran tiga warna Rusia.

Parade tersebut juga menampilkan rudal strategis antarbenua Yars milik Rusia yang menurut seorang penyiar TV memiliki kemampuan yang terjamin untuk menyerang sasaran di titik mana pun di dunia.

Pada peringatan itu hadir pula para pemimpin Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Kuba, Laos dan Guinea-Bissau. Namun tidak ada pemimpin dari Barat.

Para pejabat Rusia memperingatkan bahwa perang Ukraina sedang memasuki fase paling berbahaya hingga saat ini. Putin telah berulang kali memperingatkan risiko perang yang lebih luas yang melibatkan negara-negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Krisis ini semakin parah dalam beberapa minggu terakhir ketika Presiden AS Joe Biden menandatangani bantuan senilai USD61 miliar ke Ukraina. Sedangkan Inggris mengatakan bahwa Ukraina mempunyai hak untuk menyerang Rusia dengan senjata Inggris; dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menolak mengesampingkan pengiriman pasukan Prancis untuk melawan pasukan Rusia.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement