Dalam daftar tuntutannya, para pengunjuk rasa menyerukan universitas tersebut untuk mengungkapkan semua keuangan, merombak kebijakan investasi universitas, memboikot genosida, apartheid dan pendudukan Israel dan berhenti melakukan transaksi perbankan dengan Barclays.
Israel menolak tuduhan bahwa mereka terlibat dalam tindakan genosida dalam kampanyenya di Gaza, dan bersikeras bahwa mereka mempunyai hak untuk membela diri setelah serangan bersenjata oleh Hamas pada 7 Oktober.
Sejak tanggal itu, lebih dari 35.000 orang telah terbunuh, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.
Dalam sebuah pernyataan setelah laporan insiden tersebut, Oxford Action for Palestine mengatakan: "Kami bersyukur tidak ada yang terluka, namun kami tetap marah atas rasa takut yang bermotif politik yang membahayakan keselamatan para peserta perkemahan kami."
Persatuan Pelajar Yahudi telah dihubungi untuk dimintai komentar.
(Susi Susanti)