Xi telah mengatakan kepada Putin bahwa keduanya memiliki peluang untuk mendorong perubahan yang belum pernah terjadi di dunia selama satu abad terakhir, yang oleh banyak analis dilihat sebagai upaya untuk menantang tatanan global yang dipimpin oleh AS.
Pemerintah negara-negara tersebut, yang berusaha melawan rasa malu yang dirasakan akibat keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991 dan dominasi kolonial Eropa selama berabad-abad atas Tiongkok, berupaya untuk menggambarkan negara-negara Barat sebagai negara yang dekaden dan sedang mengalami kemunduran, dengan Tiongkok menantang supremasi AS dalam segala hal mulai dari komputasi kuantum dan biologi sintetik hingga spionase dan kekuatan militer yang keras.
Namun Tiongkok dan Rusia menghadapi tantangannya masing-masing, termasuk melambatnya perekonomian Tiongkok serta semakin berani dan berkembangnya NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Washington menganggap Tiongkok sebagai pesaing terbesarnya dan Rusia sebagai ancaman negara terbesarnya.
AS memandang keduanya sebagai penguasa otoriter yang telah meniadakan kebebasan berpendapat dan menerapkan kontrol ketat di dalam negeri terhadap media dan pengadilan. Biden menyebut Xi sebagai diktator dan mengatakan Putin adalah pembunuh dan bahkan "SOB gila". Beijing dan Moskow telah mengacam Biden atas komentar tersebut.
(Susi Susanti)