LEBANON – Washington tidak mendukung perang penuh yang baru-baru ini kembali memanas antara Israel dengan Hizbullah, namun Israel mempunyai hak untuk mempertahankan diri dari serangan Hizbullah.
“Kami telah mendengar para pemimpin Israel mengatakan bahwa solusi yang mereka pilih adalah solusi diplomatik. Dan tentu saja itu adalah solusi yang kami sukai juga dan sedang kami coba kejar,” terang juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Matthew Miller, dikutip Reuters.
AS memandang Hizbullah yang didukung Iran sebagai kelompok teroris.
Uni Eropa (UE) mengatakan pihaknya semakin khawatir terhadap meningkatnya ketegangan dan pemindahan paksa warga sipil di kedua sisi perbatasan Israel-Lebanon dan menyerukan pengendalian diri dari semua pihak.
“Tidak ada seorang pun yang bisa menang dalam konflik regional yang lebih luas,” kata UE dalam sebuah pernyataan.
“Peredaan situasi akan memberikan kontribusi signifikan terhadap penyelesaian konflik yang lebih luas di Timur Tengah,” lanjutnya.
Amos Hochstein, penasihat senior Presiden AS Joe Biden di pusat upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan, mengatakan pekan lalu bahwa perjanjian perbatasan darat antara Israel dan Lebanon yang diterapkan secara bertahap dapat meredam konflik.
Seperti diketahui, Israel mengatakan pada Selasa (4/6/2024) bahwa pihaknya siap melakukan serangan di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon dan hampir mengambil keputusan.