JEMBATAN Suramadu sepanjang 4,5 kilometer menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura, Jawa Timur. Hari ini 15 tahun lalu, jembatan terpanjang di Indonesia tersebut diresmikan penggunaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Jembatan Suramadu yang membelah Selat Madura, terbentang dari Surabaya ke Bangkalan, kini jadi ikon wisata sekaligus kemegahan Indonesia. Kehadiran jembatan nasional itu membuat ekonomi di Madura makin hidup.
Sejarah Jembatan Suramadu berawal dari ide yang dicetuskan oleh seorang insinyur sipil terkemuka, Prof Dr Sedyatmo, pada tahun 1960-an.
BACA JUGA:
Ia tidak hanya merancang desain jembatan ini, tetapi juga dikenal sebagai tokoh di balik pondasi ceker ayam yang terkenal di berbagai negara. Namun, pada 1984, Sedyatmo meninggal dunia.
Sebelum direncanakan untuk dibangun, pada 1990, telah dilakukan studi kelayakan proyek jembatan di Selat Madura. Studi tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa pengembangan pulau Madura menjadi kunci utama dalam perluasan kota Surabaya.
Kemudian, B.J. Habibie diamanahkan untuk mengawasi pembangunan Jembatan Suramadu. Meskipun riset dilakukan, pembangunan tertunda akibat krisis moneter.
BACA JUGA:
Pada 2003, Presiden Megawati Soekarnoputri mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 79 tentang Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura pada 20 Oktober 2003. Namun, pembangunan jembatan yang melintasi selat memerlukan waktu enam tahun untuk diselesaikan.
Proses pembangunan melibatkan pekerjaan dari tiga sisi, yakni sisi Bangkalan, sisi Surabaya, dan pembangunan bentang tengah yang terdiri dari main bridge dan approach bridge.
Jembatan Jembatan Suramadu dengan panjang 5.438 meter akhirnya selesai di era pemerintahan SBY. Pada 10 Juni 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan operasionalnya.
Harapannya, jembatan ini dapat mempercepat pembangunan di Pulau Madura, khususnya dalam sektor infrastruktur dan ekonomi yang tertinggal dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Jawa Timur.
Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian utama: jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge). Dengan empat lajur, Jembatan Suramadu resmi menjadi jalan non-tol gratis sejak akhir tahun 2018. Sebelumnya, terdapat tarif untuk pengendara yang melintas.
Tak hanya sebagai infrastruktur penghubung, Jembatan Suramadu juga menjadi destinasi wisata. Beberapa festival digelar di sana, menampilkan beragam kegiatan mulai dari olahraga, seni, hingga kuliner.
Kini Jembatan Suramadu menjadi spot menarik untuk menikmati senja dan akhir pekan bersama keluarga.
(Salman Mardira)