NEW DELHI - Delapan orang tewas dan sekira 60 lainnya luka-luka dalam kecelakaan kereta api di negara bagian Benggala Barat, India timur.
Kecelakaan terjadi saat kereta barang menabrak kereta penumpang yang tidak bergerak, Kanchenjungha Express, di kawasan New Jalpaiguri pada Senin, (17/6/2024) pagi. Visual dramatis dari lokasi kecelakaan memperlihatkan satu gerbong kereta ekspres melayang di udara.
Pihak berwenang mengatakan "kesalahan manusia" mungkin menjadi penyebab kecelakaan itu dan penyelidikan mendalam akan dilakukan.
India memiliki salah satu jaringan kereta api terbesar di dunia dengan jutaan penumpang yang menggunakannya setiap hari, namun banyak infrastruktur kereta api yang perlu ditingkatkan atau ditingkatkan.
Para pejabat mengatakan ambulans dan tim bencana dikirim ke lokasi kecelakaan untuk upaya penyelamatan segera setelah kecelakaan terjadi pada pukul 08:55 waktu setempat.
Korban tewas termasuk pengemudi dan asisten pengemudi kereta barang serta penjaga Kanchenjungha Express.
“Operasi penyelamatan telah selesai,” kata Jaya Varma Sinha, CEO Dewan Kereta Api, pada konferensi pers, sebagaimana dilansir BBC.
Korban luka, katanya, sedang dirawat di sebuah perguruan tinggi kedokteran di kota Siliguri. Prioritas pertama kami adalah agar mereka mendapatkan bantuan medis terbaik.
Pejabat tersebut mengatakan kemungkinan besar kesalahan manusia menjadi penyebab kecelakaan itu. Berdasarkan penyelidikan awal, tampaknya pengemudi kereta barang mengabaikan sinyal tersebut.
Dia menambahkan bahwa Kavach, sistem perlindungan kereta otomatis yang dikembangkan oleh Indian Railways, perlu direncanakan dan diperluas untuk negara bagian Benggala Barat.
Seorang pejabat polisi mengatakan kepada wartawan bahwa mesin kereta barang rusak sementara tiga gerbong kereta ekspres tergelincir.
Seorang petugas penyelamat mengatakan kepada Times of India bahwa mereka menghindari penggunaan pemotong gas selama upaya bantuan karena dapat membahayakan nyawa mereka yang terjebak di dalam kereta.
Dia mengatakan upaya bantuan juga terhambat oleh hujan lebat di daerah tersebut.
Perdana Menteri Narendra Modi menyebut insiden itu "menyedihkan" dan mengatakan dia telah berbicara dengan para pejabat mengenai upaya penyelamatan.
"Saya turut berbelasungkawa kepada mereka yang kehilangan orang-orang tercinta. Saya doakan semoga yang terluka segera pulih," tulisnya di X.
Dia mengumumkan kompensasi sebesar 200.000 rupee (sekira Rp39,2 juta) untuk keluarga korban tewas dan 50.000 rupee (sekira Rp9,8 juta) untuk setiap penumpang yang terluka.
Pihak kereta api telah menyiapkan meja kendali dengan nomor saluran bantuan di stasiun Rangapani, dekat tempat terjadinya tabrakan.
Tahun lalu, kecelakaan dahsyat yang melibatkan tiga kereta api di negara bagian timur Odisha telah menewaskan sekira 290 orang dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang terluka.
(Rahman Asmardika)