Dalam suratnya kepada karyawan tertanggal 18 Juni, Isom mengatakan dia sangat kecewa dengan apa yang terjadi dalam penerbangan dan kegagalan prosedur pihaknya.
“Kami gagal memenuhi komitmen kami dan mengecewakan pelanggan kami,” katanya.
Dia menambahkan bahwa maskapai ini teguh dalam komitmen untuk bekerja sama dengan organisasi hak-hak sipil seperti Asosiasi Nasional untuk Kemajuan Orang Kulit Berwarna, atau NAACP, untuk membangun kembali kepercayaan.
Insiden ini bukan kali pertama American Airlines menghadapi tuduhan diskriminasi.
Dalam insiden terpisah pada 2017 lalu, NAACP memperingatkan pelancong kulit hitam untuk menghindari maskapai tersebut, dengan alasan pola perilaku yang tidak sopan dan diskriminatif serta budaya perusahaan yang tidak peka rasial dan kemungkinan bias rasial.
Mereka mencabut peringatan tersebut pada tahun berikutnya setelah maskapai tersebut mengumumkan telah melakukan perubahan pada operasinya.
Namun pada tanggal 4 Juni tahun ini, NAACP memperingatkan bahwa mereka dapat menerapkan kembali peringatan tersebut kecuali Amerika memberikan respon yang cepat dan tega terhadap insiden pada Januari tersebut.
(Susi Susanti)