ATLANTA - Sebuah jajak pendapat baru soal pemilihan presiden Amerika Serikat (pilpres AS) menunjukkan bahwa beberapa pemilih Partai Demokrat semakin khawatir tentang apakah Joe Biden sehat secara mental untuk menjabat sebagai presiden setelah kinerja debatnya yang menurun tajam pada Kamis (27/6/2024).
Jajak pendapat CBS News/YouGov yang dirilis pada Minggu (30/6/2024) menunjukkan bahwa 72% pemilih terdaftar percaya bahwa Biden tidak memiliki kesehatan mental dan kognitif untuk menjabat sebagai presiden. Angka ini naik tajam dari 65% yang mengatakan hal yang sama dalam jajak pendapat sebelumnya.
Adapun 49% pemilih mengatakan hal yang sama tentang mantan Presiden Donald Trump.
Yang sangat mengkhawatirkan bagi kampanye Biden adalah 45% dari anggota Partai Demokrat yang terdaftar dan menanggapi jajak pendapat tersebut mengatakan mereka yakin presiden harus mundur untuk kandidat lain.
Kekhawatiran mengenai usia para kandidat yakni Biden 81 tahun dan Trump 78 tahun, sudah ada sebelum debat pada Kamis (27/6/2024). Namun, suara Biden yang serak dan jawaban yang tidak jelas, menambah kekhawatiran di antara beberapa anggota Partai Demokrat mengenai pencalonannya dan membuat beberapa orang menyerukan agar Biden mundur.
Sebuah sumber mengatakan kepada CBS News, mitra BBC di AS, mengatakan keluarga presiden mendorongnya untuk tetap mengikuti pencalonan dan terus berjuang selama kunjungan yang telah lama direncanakan ke Camp David pada Minggu (30/6/2024).
Namun, Anggota Kongres Maryland Jamie Raskin, sekutu Demokrat dan Gedung Putih, menyebutnya sebagai situasi sulit dalam sebuah wawancara dengan MSNBC pada Minggu (30/6/2024).
Dia mengatakan bahwa ada percakapan yang sangat jujur, serius, dan teliti yang terjadi di setiap tingkat partai kita, meskipun dia menekankan bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan Biden.
“Terlepas dari apa yang diputuskan Presiden Biden, partai kami akan bersatu dan partai kami juga membutuhkannya sebagai pusat pertimbangan dalam kampanye kami,” terangnya.
Beberapa hari setelah debat tersebut, Ibu Negara Jill Biden, Wakil Presiden Kamala Harris, dan mantan Presiden Barack Obama secara terbuka mengakui bahwa ini bukanlah penampilan terbaik Biden.
Namun mereka dan banyak sekutu Demokrat lainnya menolak seruan agar Biden mundur.
“Kinerja debat presiden adalah sebuah kemunduran. Tapi, tentu saja, saya yakin kemunduran tidak lebih dari persiapan untuk bangkit kembali,” terang Pemimpin Minoritas DPR Hakeem Jeffries kepada MSNBC pada Minggu (30/6/2024).
Jajak pendapat dari CBS News dan organisasi jajak pendapat YouGov ini kontras dengan memo yang dibagikan oleh ketua kampanye Biden Jen O’Malley pada hari Sabtu. Mereka mengklaim bahwa jajak pendapat internal menunjukkan bahwa merekalah yang menghitung mundurnya Biden, bukan orang Amerika di seluruh negeri.
Ketika ditanya tentang jajak pendapat baru tersebut, para pejabat pemerintahan Biden berpendapat bahwa jajak pendapat tatap muka lebih penting dan menunjukkan bahwa presiden tersebut unggul satu poin atau sama dengan Trump.
“Masyarakat akar rumput pada dasarnya tidak panik seperti Beltway ketika Anda melihat head-to-head,” kata seorang pejabat pemerintahan Biden yang tidak disebutkan namanya kepada CBS News.
“Sebelum Kamis, ada orang yang menganggap dia terlalu tua, namun banyak dari mereka yang masih memilih dia daripada Trump,” lanjutnya.
Namun wawancara dengan pemilih setelah debat, mendukung kekhawatiran yang diungkapkan dalam jajak pendapat CBS News. Para pemilih mengatakan kepada BBC News bahwa mereka khawatir terhadap presiden setelah kinerjanya.
“Saya kurang percaya diri terhadap kemampuan Biden memimpin negara ini saat ini dibandingkan sebelumnya,” kata seorang pemilih Partai Demokrat kepada BBC setelah debat.
Dengan meningkatnya kekhawatiran, para pengganti kampanye presiden tersebut muncul di serangkaian acara politik di AS pada Minggu (30/6/2024) pagi.
Senator Demokrat Chris Coons, sekutu dekat presiden dan salah satu ketua kampanye, dengan gigih membela presiden di acara ABC News' This Week.
“Joe Biden memiliki rekor yang luar biasa, dan dia tahu, seperti halnya rakyat Amerika, bahwa ketika Anda terjatuh, Anda akan bangkit kembali dan berjuang lebih keras,” kata sang senator.
“Itulah yang dia rencanakan,” lanjutnya.
(Susi Susanti)